Kisah Umkm Waroeng Tani Bisa Bertahan & Berkembang Dengan Kur Bri

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Tak mudah mendirikan usaha, tetapi melanjutkan upaya nan sudah dirintis orang tua agar tetap sukses jauh lebih besar tantangannya. Itulah nan diungkapkan oleh Ali Supandri (50), pemilik upaya Waroeng Tani, nan bertempat tinggal di Jl. TPST, Jetak Lor, Mulyoagung, Kec. Dau, Kab. Malang, Jawa Timur.

Nama Waroeng Tani terinspirasi dari latar belakang keluarganya nan berprofesi sebagai petani. Awalnya, family Ali merintis upaya sebagai pemasok buah-buahan seperti durian dan mangga ke luar wilayah seperti Papua. Hal ini didukung dengan kebun pembibitan buah nan luas.

Akan tetapi, seiring bertambah usia, keluarganya mau membuka upaya lain. Dari sinilah buahpikiran membikin Waroeng Tani sebagai upaya kuliner tercetus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak muda, Ali sudah dilibatkan upaya keluarga. Begitu juga dengan Waroeng Tani nan berdiri pada 2019 ini. Awalnya dirintis oleh orang tuanya, kemudian Ali diminta melanjutkan upaya tersebut. Suka duka menjalankan upaya pun tak luput dia rasakan.

"Baru beberapa tahun memulai usaha, kami sudah dihadapkan dengan pandemi Covid-19. Mau tidak mau kami kudu memutar otak, agar upaya family ini tidak gulung tikar begitu saja. Untungnya kami menerapkan konsep warung terbuka, sehingga visitor tetap ramai selama pandemi tanpa kudu melanggar patokan PPKM kala itu," imbuh Ali dalam keterangannya, Selasa (22/4/2025).

Strategi membuka warung dengan konsep nuansa pedesaan pun terbilang sukses. Ali justru mengaku omzetnya terus mengalami kenaikan, termasuk di masa-masa pandemi. Demi menggaet pasar nan lebih merata, Waroeng Tani juga menerapkan konsep prasmanan dan menawarkan menu irit porsi sepuasnya.

"Cukup Rp8.000 saja visitor sudah bisa makan sepuasnya nasi dan jenis olahan sayur. Kami juga menyediakan 100 macam menu nan bisa dipesan terpisah sebagai tambahan lauk," jelasnya.

Salah satu olahan sayur nan bisa diambil sepuasnya dari hasil budidaya sendiri di Warung Tani adalah kreasi daun katuk. Daun katuk tidak hanya baik untuk meningkatkan produksi ASI, tetapi juga bergizi. Di tangan ahli masak menu tradisional nan didominasi oleh ibu-ibu, daun katuk bisa menjadi olahan sayuran nan lezat dan nikmat. Pengunjung pun bisa menikmatinya dengan cuma-cuma di Waroeng Tani.

Tak ayal, dengan konsep dan strategi tersebut, Waroeng Tani selalu ramai pembeli, termasuk di bulan Ramadan lalu.

"Saking ramainya, kami apalagi sampai menerima 2.000 pack pesanan berbuka puasa. Kapasitas Waroeng Tani untuk 1.500 orang, dan nyaris lenyap dipesan setiap harinya selama Ramadan. Dari banyak menu nan kami tawarkan, Gurami Asam Manis dan Gurami Saus Telur Asin menjadi jagoan para pelanggan," sambungnya.

Waroeng Tani pun semakin ramai saat masa-masa liburan. Omzet-nya rata-rata bisa tembus Rp 500 juta per bulan. Sekarang, Waroeng Tani apalagi sudah dipasrahkan Ali ke anaknya sebagai pengelola utama. Ali mengakui keberhasilannya mengelola upaya kuliner tak lepas dari support BRI.

"Sejak usia 19 tahun saya sudah menjadi pengguna BRI. Hal ini membikin saya cukup mengenal beragam akomodasi pinjaman nan ditawarkan oleh BRI, seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat). Kami sebagai pelaku UMKM banget terbantu dengan akomodasi tersebut untuk modal usaha. Bahkan, saya merasa BRI sudah seperti bapak angkat sendiri, lantaran nan memodali saya dari awal upaya sampai sekarang. Jadi, saya betul-betul terbantu dan berterima kasih sekali kepada BRI," ungkap Ali.

Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa BRI terus memberikan support bagi pelaku UMKM untuk terus berkembang. Mayoritas KUR BRI dialokasikan ke sektor produksi. Hal ini sejalan dengan Asta Cita Pemerintah ialah membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat serta mendorong produktivitas rakyat dan daya saing.

"Kami percaya bahwa dengan semakin luasnya akses pembiayaan melalui KUR, semakin banyak pelaku upaya nan dapat bertumbuh, berkembang, dan berkontribusi lebih besar dalam mendukung ketahanan ekonomi nasional," pungkas Hendy.

(sls/BRI)

Selengkapnya