ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Denyut perekonomian Indonesia ditopang oleh UMKM terutama dari ibu-ibu nan tak mau tak bersuara saja di rumah, mereka mengandalkan keterampilannya untuk mengolah sesuatu menjadi rupiah.
Salah satunya Sri Rosiyanti nan sempat bertukar-tukar upaya untuk dapat membiayai kebutuhan anaknya, wanita nan resmi berpisah dengan suaminya itu tak bisa berdiam diri, dan terus mencari kesempatan usaha.
Sebelum membuka upaya sendiri, wanita nan berkawan disapa Rosi ini ikut-ikutan mencoba dropsip barang-barang online. Tak memperkuat lama Rosi mencoba upaya pertamanya dengan menjual es gayung viral di depan perumahan area Bekasi Utara nan merupakan akses penduduk beraktivitas namun hanya bisa memperkuat beberapa bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya dropship mas di online shop, ya baju, jam tangan, apa aja lantaran hambatan modal. Habis itu kita jualan es gayung nan lagi viral, sewa tempat rupanya tetap stuck. Nggak tau kenapa apakah letak alias hoki, padahal kita sesuai dengan nan orang jual, letak juga sudah ramai tapi ya gitu deh, hanya memperkuat berapa bulan tutup," ujar Rosi usai ditemui Detikcom saat mengikuti pertemuan golongan PNM Mekaar di Bekasi Utara, Selasa (15/4/2025).
Saat menjual es teh viral itu, Rosi tergabung dalam golongan PNM Mekaar untuk mendapatkan suntikan modal. Dengan modal itu Rosi mengubah model usahanya dengan mencoba membikin donat topping dengan didukung penjualan online melalui laman FB dan Whatsapp serta pengiriman langsung ke rumah konsumen.
Penjualan donat toping cukup bagus, namun hambatan kendaraan nan hanya satu unit membikin Rosi kesulitan mengantarkan orderan. Lambat laun upaya donatnya terus merosot, adukan donat nan tak kuat lama juga menjadi aspek Rosi untuk berpaling.
Penasaran dengan kisah inspiratif pengusaha nan sering dia dengar Rosi tak patah arang, sekarang dia mencoba peruntungan dengan membikin sambal dengan lama nan tak sigap basi.
"Kendalanya donat jika kita nggak lenyap dalam sehari itu nggak bisa, lantaran gulanya kan kering. Tapi tetap penasaran nih gimana caranya sukses usaha, penasaran lampau kepikiran sambal. Memang prosesnya agak lama sampai menemukan warna hitam itu lama banget, tapi kan dia tahan lama awet nggak sigap basi," ujar Rosi.
Jiwa pantang menyerah membangun upaya meski jatuh acapkali itu tak diketahui datang dari mana, namun Rosi berkeyakinan suatu saat bakal bisa menikmati hasil dari jerih payahnya. Wanita nan juga berkedudukan sebagai ayah bagi anaknya itu menunjukkan ketegarannya, sebelum membuka beragam upaya itu Rosi pernah bekerja sebagai katering dan perias pengantin.
Kedua usahanya itu menjadi jagoan untuk menghidupi dia dan anaknya, namun saat Pandemi COVID-19 upaya katering dan rias pengantin tak memperkuat lama. Wanita nan juga kegemaran berdandan itu sekarang mengajarkan kepada anaknya untuk menjadi pengusaha lantaran sesulit apapun dia tetaplah bosnya.
Kini Rosi berambisi agar upaya berjulukan Sambal Hitam Bebek By Kibar Sambelin dapat mendatangkan omzet nan tinggi, biasanya Rosi bakal membikin sambal dengan kelipatan 10 botol agar dia bisa langsung menjual secara serentak melalui laman FB dan Whatsappnya, upaya sambal itu terinspirasi dari rekannya nan berasal dari Madura.
"Usaha sambal terinspirasi dari teman, dia itu orang Madura dan saya nggak pernah ngira rupanya sesulit itu seribet itu kirain pembuatannya sejenak tapi rupanya nggak. Setiap upaya yg kita coba memang punya tantangan sendiri - sendiri, saya coba pertama sih kandas saat sudah dapat nan pas baru saya berani punya nilai jual lah. Saat sudah cocok bukan hanya di lidah saya aja yaudah saya beraniin," lanjut Rosi.
Harga cabe nan naik turun memang menjadi tantangan, beruntung Rosi mendapatkan hitungan nan matang saat nilai cabe sedang terbang dia justru mencoba membikin sambal sehingga nilai jual nan ditawarkan dinilai sudah kondusif dari naik turun cabai. Terlebih dia hanya menjual satu jenis ialah pedas sedang, sehingga tak ada komplain mengenai pedas alias tidaknya.
Keikutsertaannya dalam golongan PNM Mekaar menjadi keberuntungan sendiri baginya, dia bisa belajar kekeluargaan terhadap ibu-ibu UMKM lainnya. Saat penjualan usahanya tengah terpuruk dia bisa berbincang dengan rekan-rekannya di golongan PNM Mekaar, awalnya dia hanya mendapatkan biaya Rp 2 juta lima tahun berselang saat ini dia telah top up permodalan senilai Rp 9 juta .
"Jatuh bangun membuka upaya itu saat angsuran PNM Mekaar, kalo kita punya tanggungan itu waktu cepet lho berjalan, gimana caranya dah cari nan krusial kita bayar kita nggak mau rugiin temen-temen, saya pernah mas namnaya saya jatuh bangun tapi namanya PNM ini kita jadi belajar kekeluargaan jadi saling membantu begitupun sebaliknya," kata Rosi.
Kekeluargaan antar personil PNM Mekaar juga disaksikan Pimpinan Cabang PNM Bekasi Petrus Agus Mulyono, dirinya sering mendatangi perkumpulan personil setiap dua pekan sekali. Agus menyebut pembiayaan terhadap ibu-ibu ini untuk mensejahterakan ekonomi family sebagai penunjang ekonomi selain suami sekaligus menciptakan ibu-ibu wirausaha.
"Cita-cita kami mau mensejahterakan dari pada ekonomi keluarga, kenapa kita membiayakan ibu-ibu alias wanita lantaran ibu - ibu penunjang dari pada ekonomi family selain bapak sebagai kepala rumah tangga. Mungkin kondisi ekonomi keluarganya kurang dari penghasilan suami, ditunjang oleh ibu-ibu agar tingkat kesejahteraan keluarganya meningkat," ujar Agus saat memantau langsung jalannya perkumpulan PNM Mekaar di Bekasi Utara, Selasa (15/4/2025).
Pengembangan upaya ini didukung dari skala ultra mikro dengan nilai biaya Rp 2 juta dan dapat meningkat seiring meningkatnya upaya dari ibu-ibu, tak hanya permodalan PNM Mekaar juga melakukan pendampingan upaya melalui petugas nan datang. Mereka mendampingi para ibu-ibu untuk terus meningkatkan usahanya.
Jika upaya tersebut semakin berkembang, PNM bakal meningkatkan pinjamannya. Diketahui untuk skala mikro PNM dapat memberikan support biaya mulai dari Rp 20 hingga 200 juta. Dana tersebut diharapkan dapat membawa produk UMKM ibu-ibu untuk menembus pasar global.
"Apabila sudah dilakukan pemberdayaan oleh petugas kami dan usahanya naik kelas modalnya juga pasti bakal naik, pasti kita juga ada unit jasa modal mikro dengan pinjaman Rp 20-200 juta, makanya kita bercita-cita agar ibu ini bukan pengusaha lokal saja tetapi bisa meluas pasarnya secara nasional dan isnysaallah ke luar negeri. Jadi itulah cita-cita kami, gimana bisa memnciptakan entrepreneur dari golongan ibu-ibu ini, jadi kita usahakan gimana family bisa lebih sejahtera," tutup Agus.
(hns/hns)