Kisah Masyarakat Sakit Hati ‘tertipu’ Beras Oplosan

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta- Irva (33) merasa ditipu. Dia tak pernah menyangka, beras bercap premium nan dibeli rutin dari minimarket ternama, rupanya beras oplosan.

"Aku langsung kesel pas dengar berita beras nan selama ini saya beli rupanya oplosan," ujar ibu tiga anak ini dengan nada kecewa pada Kamis (25/7/2025) malam.

Selama ini, Irva percaya diri memilih beras Sania hingga Setra Pulen. Dia rela merogoh kocek lebih dalam demi kualitas terbaik untuk keluarga. Sania dan Setra Pulen diduga beras oplosan.

Bagi Irva, minimarket dengan pencahayaan terang dan rak berjejer rapi selalu lebih terpercaya daripada pasar tradisional. Namun kebenaran berbicara lain.

"Di pikiran aku, beli beras dengan nilai cukup mahal pasti kualitas bagus, apalagi dijual di minimarket, bukan pasar tradisional," katanya.

Kini, kepercayaannya runtuh. Irva nan tinggal di Klapanunggal, Bogor, merasa dibohongi oleh bungkusan mewah dan label ‘premium’ nan rupanya menyembunyikan beras subsidi murah.

Sempat Curiga Beras Kotor

Irva sempat meletakkan curiga. Tapi dia abaikan. Dia pikir, mungkin hanya batch produksi nan kurang bersih. Namun lama-lama, tanda-tandanya makin jelas.

“Warna berasnya nggak putih kayak biasanya. Malah kadang ada bintik hitam, kayak kotoran kecil,” tuturnya lirih.

Saat dimasak pun, nasi nan dihasilkan terasa berbeda. Teksturnya agak keras, aromanya pun kurang sedap. Tapi Irva tetap menahan diri untuk tak berprasangka. Hingga berita tentang beras oplosan mencuat ke publik dan salah satu merek nan sering dia beli masuk dalam daftar.

“Kesel banget. Sedih, tapi juga ngerasa tertipu,” ujar Irva.

Sebagai ibu rumah tangga nan mengandalkan minimarket untuk kebutuhan dapur, dia tak pernah membayangkan bakal ditipu lewat makanan pokok seperti beras. Dia percaya, produk nan dipajang di etalase rapi dan bercahaya itu sudah melewati proses seleksi ketat.

“Beras itu kan kebutuhan pokok. Harusnya udah pasti aman. Kok tega sih ada nan main-main sama makanan orang?” ucapnya penuh kecewa.

Dulu Percaya, Kini Kecewa

Rasa kecewa juga disampaikan Luqman, penduduk di Jalan Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jaksel nan mendengar berita merek beras Sania masuk dalam daftar temuan Satgas Pangan Polri mengenai dugaan kecurangan mutu dan takaran.

“Saya tuh langganan Sania udah setahun lebih. Selalu beli lantaran katanya premium, harganya juga lumayan tidak terlalu mahal. Ramah kantong lah. Tapi rupanya masuk beras oplosan, saya kaget dan kecewa banget,” ujar Luqman.

Luqman mengaku memilih merek Sania lantaran selama ini merasa cocok dari segi rasa dan tampilan. Dia apalagi sempat merekomendasikan merek itu ke family dan tetangganya.

“Rasanya sih enak-enak aja, tapi jika rupanya kualitasnya enggak sesuai standar, rasanya seperti dibohongi. Apalagi saya selalu belinya di minimarket resmi, Indomaret alias Alfamart,” katanya geram.

Luqman berambisi pemerintah bisa segera bertindak tegas terhadap produsen nakal. Tak hanya memberi hukuman perdata, tapi juga hukuman pidana. “Kita sebagai konsumen enggak minta macam-macam. Asal nan dibeli sesuai kualitas dan jujur. Jangan mainin mutu, apalagi itu makanan pokok,” kata laki-laki dua anak ini.

Terkait munculnya kejadian beras oplosan ini, dia mengaku sekarang jadi lebih waspada. “Saya pikir merek nan terkenal itu pasti aman. Ternyata bisa juga nakal,” ucap laki-laki nan bekerja sebagai tenaga kerja swasta ini.

Dia pun meminta para penegak norma agar secara transparan menuntaskan kasus tersebut.

“Kalau makanan pokok aja bisa dimanipulasi, gimana dengan nan lain? Saya minta pemerintah enggak hanya umumkan merek, tapi juga bikin patokan agar kejadian ini enggak terulang,” Luqman menandaskan.

Selengkapnya