Kisah 'masjid Apung' Dari Botol Bekas Di Kali Cengkareng Jakbar

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Sejumlah petugas nan biasa membersihkan sampah dari aliran Kali Cengkareng Drain, Cengkareng, Jakarta Barat, membangun sebuah struktur terapung dari botol-botol plastik bekas.

Mengutip dari Antara, Sabtu (9/8), enam orang itu merangkai botol-botol jejak buangan penduduk ibu kota. Satu orang sibuk di sisi kanan struktur gedung seperti sebuah perahu, satu di sisi kiri, satu di depan, satu di belakang, dan dua konsentrasi ke bagian atap. Mereka sedang membikin sebuah 'Masjid Apung' di Kali Cengkareng tersebut.

Dari kejauhan, struktur itu terlihat tak lebih dari perahu warna-warni. Namun dari dekat, perahu itu bukan perahu biasa, melainkan perahu masjid. Perahu nan diberi corak masjid dengan tiga kubah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun belum selesai dibuat, corak masjid dari perahu itu tak bisa tertutupi lagi, sudah terlihat jelas.

Mereka nan bahu membahu membikin masjid apung itu adalah Petugas Unit Penganan Sampah (UPS) Badan Air Kecamatan Cengkareng, Jakbar.

Pengawas UPS Badan Air Kecamatan Cengkareng, Donal Aldiansyah (43) mengaku, buahpikiran perahu masjid didapatkan timnya melalui tukar pikiran nan cukup panjang. Masjid apung ala UPS Badan Air Kecamatan Cengkareng itu berukuran 6x4 meter. Masjid apung itu berdiri di atas 3.558 botol bekas, nan terdiri dari botol mineral 1 liter hingga galon air.

Botol-botol itu diperoleh dari program sampah pilah, hasil pengerukan saluran air, hingga sumbangan warga.

Donal mengatakan perahu alias 'masjid apung' itu rencananya bakal diikutkan dalam Festival Cinta Lingkungan 2025 nan bakal digelar pada 28 September mendatang di aliran Kanal Banjir Barat, Tambora, Jakarta Barat.

Menurut Donal, usai Festival Cinta Lingkungan rampung digelar, masjid apung itu bakal dipasangi mesin agar bisa berlayar di aliran Kanal Banjir Barat layaknya kapal motor.

Selain itu, Donal dan kawan-kawan juga beriktikad untuk menggunakan masjid apung dari ribuan botol jejak itu sebagai tempat ibadah saat bekerja di area bantaran kali.

Pembangunan perahu masjid itu menyantap waktu nyaris empat bulan, nan dimulai sejak bulan Maret 2025 dengan sasaran rampung awal September 2025, tepat H-14 sebelum Festival Cinta Lingkungan (Cilung) dimulai.

Kendati demikian, dia memastikan pengerjaan masjid apung dilakukan setelah para petugas menyelesaikan tugas utamanya ialah membersihkan aliran kali dari sampah.

Donal dan kawan-kawan mengerti betul, bagian mereka adalah membersihkan aliran kali dari sampah. Masjid apung nan mereka bangun hanyalah warna-warni, hasil tukar pikiran selama mereka bekerja seharian penuh.

Tak capek usai merampungkan pekerjaan utamanya, mereka bahu-membahu merangkai sebuah struktur mengapung nan cukup untuk menampung hingga 20 orang.

Botol-botol jejak itu diikatkan satu dengan nan lain, ditempel di sana-sini, dirangkai menjadi sebuah struktur lampau dibubuhi warna-warni, hijau dan kuning.

(antara/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya