ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Siomai kerap menjadi jagoan mengganjal perut lapar. Menu jajanan ini juga mudah didapat, biasanya pedagang siomai bisa dijumpai di pinggir jalan.
Salah satunya adalah, Isan Julian (26) asal Majalengka nan berdagang di Kawasan Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur.
Isan sebelumnya bekerja sebagai sales perangkat kesehatan (alkes) namun saat COVID-19 menyerang penjualan laser pembuluh darah anjlok, banyak calon pengguna nan enggan membeli alat. Hal itu membuatnya beranjak sebagai penjual siomai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dulu pernah kerja sebagai sales di perangkat kesehatan laser pembuluh darah selama satu tahun, tapi pas COVID-19 penjualan ambruk boro-boro ngejual orang dipegang aja nggak mau," cerita Isan sembari melayani pembeli siomai di trotoar Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (17/2/2025).
Anak kelima dari tujuh berkerabat itu sekarang melanjutkan tradisi kampungnya nan kebanyakan berprofesi sebagai penjual siomai, Isan mengaku memilih menjual siomai lantaran ikut-ikutan tradisi kampung dan sekarang memasuki tahun ketiganya berjualan.
Kedua kakak kandungnya pun turut menjual siomai di Kawasan Jatinegara sehingga Isan bisa langsung mencontek resep dan strategi berdagang nan telah diterapkan oleh kedua kakaknya.
Berjualan di atas trotoar menjadi tantangan tersendiri, Isan pun mengerti bakal akibat berurusan dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) namun letak nan strategis membuatnya tetap berdagang di letak itu. Hanya saja dia mesti hafal jam-jam Satpol PP bekerja sehingga tak perlu kejar-kejaran dengan petugas.
"Belajar dari kakak pertama, orang Majalengka juga kebanyakan upaya siomai jadi saya mengikuti budaya kampung saya. Dagang di trotoar ya kita minggir-minggir dulu, dia (Satpol PP) foto-foto baru kita kembali lagi ya kucing-kucingan," lanjut Isan.
Menginjak usia nan matang, laki-laki nan pernah bekerja di hotel sebagai penjaga parkir itu mempunyai tekad kuat untuk menikah meski calon wanita pendamping pun belum didapat. Baginya hasil penjualan kudu tetap ditabung untuk masa depan.
Isan juga berambisi kelak dia dapat menjual siomai buatannya hingga ke luar negeri, saat ini Isan tengah membikin siomai frozen food nan tahan hingga tiga bulan namun dia mengaku belum menemukan buahpikiran untuk brand siomaynya itu.
"Untuk saat ini ditabung dulu uangnya, cita-cita anak muda nan belum nikah jadi mau nikah dulu, tapi calonnya belum ada tetap nyari. Saya juga bikin produk siomai frozen food nan tahan 3 bulan hanya belum ada brandnya targetnya mudah-mudahan bisa sampai luar negeri," lanjut Isan.
Penjualan Meningkat Berkat QRIS BRI
Metode pembayaran QRIS kian diminati, kebanyakan UMKM mempunyai QRIS dan dipajang di setiap gerobaknya. Hal itu menjadi salah satu daya tarik untuk pembeli datang dan membeli dagangannya, Isan merasakan akibat peningkatan pembeli usai memasang QRIS.
"Sebelumnya banyak pembeli nan nanyain QRIS akhirnya lantaran Bank di sini nan dapat BRI jadi saya ke sana, 3 hari QRISnya jadi. Saya pasang di depan gerobak alhamdulillah penjualan meningkat," terang Isan.
Sebelum menggunakan QRIS Isan sudah lebih pembaruan dengan menggunakan aplikasi BRIMO nan ada di genggamannya, namun banyaknya pembeli nan menanyakan scan QRIS dia memilih untuk mencetaknya. Kini Isan tak perlu lagi cek mutasi lantaran pembayaran QRIS otomatis bakal masuk ke notifikasi di whatsappnya.
Kini penjualan siomai dan batagor milik Isan ini tembus 60 porsi dalam sehari dengan omzet rata-rata Rp 600 ribu. Uang nan didapatnya itu lantas ditabung untuk meraih cita-citanya, sementara untuk tanggungjawab seperti membeli token listrik, transfer duit untuk orang tua hingga shopping dia andalkan aplikasi BRIMO.
Kemudahan dalam penggunaan QRIS ini tak hanya dirasakan bagi penjual, bagi pembeli pun sangat terbantu dengan QRIS. Salah satunya Rosa, wanita nan sehari-hari bekerja sebagai tenaga kerja swasta di wilayah Jatinegara ini turut mengandalkan QRIS dalam beragam pembayaran termasuk saat membeli siomai Isan ini.
"Aku sehari-hari memang sering pakai QRIS mas, buat bayar-bayar lebih simpel aja sih jadi nggak perlu tarik tunai sering-sering untuk jajan-jajan kayak begini cukup pakai QRIS," ujar Rosa saat membeli siomai Isan.
Terlebih saat ini QRIS sudah tersebar di beragam macam dagangan baik kaki lima hingga di pusat perbelanjaan sebagai pengganti pembayaran secara cepat.
(hns/hns)