ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) menjadi tuan rumah Konferensi Ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) ke-19 alias Persatuan Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Tema nan diangkat adalah Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience.
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menyebut sidang PUIC ke-19 diikuti oleh beragam negara. Mardani mengaku bangga DPR RI bisa menjadi tuan rumah sidang PUIC ke-19.
"Ya, kita senang sekali dapat meng-host nyaris 450 personil DPR dari negara-negara OKI, dari 38 negara dan 10 negara observer, dan tema utama konvensi parlemen negara OKI sekarang itu adalah Good Governance and Strong Institution," kata Mardani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/5/2025).
Mardani mengatakan ada banyak pekerjaan rumah (PR) kudu diselesaikan berbareng dengan tema nan diangkat itu. Salah satunya mengenai tata kelola pemerintahan nan baik.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini tidak mau jika pihak luar negeri kerap disalahkan, sementara negara sendiri belum memperbaiki diri.
"Message-nya, pesannya sederhana. Jangan hanya nyalahin Amerika Serikat, jangan hanya nyalahin orang-orang lain, jangan nyalahin Barat, jangan. Kadang-kadang masalahnya ada di kita. Kita belum punya tata kelola pemerintahan nan baik, kita belum punya lembaga nan dipercaya, sehingga pertumbuhan ekonomi kita belum baik. Transparansi akuntabilitas belum baik, masyarakat miskin belum terlayani, pendidikan kita belum berkualitas," tuturnya.
"Kesimpulannya, kata kuncinya, PR-nya ada di kita. Nah, untuk itu kita menyebarkan kepada negara-negara nan hadir, mari perbaiki diri sendiri," kata Ketua BKSAP DPR.
Korban mafia tanah di Kabupaten Bantul, DIY, Mbah Tupon tetap menjadi perbincangan dan perhatian. Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka mengunjungi Mbah Tupon dan menyerahkan surat blokir sertifikat dari Kantor ATR/BPN Kabupaten Bantul.