Keseringan Duduk Terlalu Lama Bisa Bikin Otak Menyusut, Kok Bisa?

Sedang Trending 6 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Duduk terlalu lama kerap dikaitkan dengan akibat jelek pada jantung.Kebiasaan ini juga disebut dapat membikin otak menyusut. Kok bisa?

Sebuah studi terbaru menemukan perilaku sedentari (duduk alias berbaring) dikaitkan dengan neurodegenerasi dan penurunan kognitif, meskipun melakukan aktivitas fisik.

Studi nan dipimpin oleh para peneliti di Vanderbilt University Medical Center dan University of Pittsburgh menemukan peningkatan perilaku sedentari, waktu nan dihabiskan untuk duduk alias berbaring, secara signifikan meningkatkan akibat penyusutan otak.

Ini berangkaian dengan akibat Alzheimer, terutama di kalangan lansia. Temuan ini dipublikasikan dalam Alzheimer's & Dementia: The Journal of the Alzheimer's Association.

Hubungan antara Penyusutan Otak dan Duduk Terlalu Lama

Diketahui bahwa duduk terlalu lama meningkatkan akibat penyakit kronis, masalah muskuloskeletal, hingga kematian dini. Tetapi, studi baru ini menemukan bahwa perihal itu juga dapat menyebabkan penurunan kognitif.

Para peneliti menemukan bahwa meskipun seseorang rutin melakukan aktivitas fisik, golongan lansia nan menghabiskan lebih banyak waktu untuk duduk menunjukkan tanda-tanda penurunan kognitif dan atrofi otak nan lebih besar seiring berjalannya waktu.

Dikutip dari Times of India, studi ini juga menunjukkan bahwa perilaku duduk dapat menjadi aspek akibat independen untuk penyakit Alzheimer.

Hasil Penelitian

Para peneliti mengawasi 404 orang dewasa berumur 50 tahun ke atas selama lebih dari tujuh tahun untuk memahami akibat perilaku duduk terhadap kesehatan kognitif. Partisipan studi ini diminta untuk memakai perangkat pemantau aktivitas selama satu minggu untuk melacak berapa banyak waktu nan mereka habiskan untuk duduk alias berbaring.

Waktu duduk mereka kemudian dikaitkan dengan keahlian kognitif dan pemindaian otak nan direkam selama periode tindak lanjut tujuh tahun.

Para peneliti menemukan bahwa orang nan menghabiskan lebih banyak waktu untuk duduk lebih mungkin mengalami penurunan kognitif dan perubahan neurodegeneratif, terlepas dari seberapa banyak mereka berolahraga.

Hal ini terlihat jelas pada partisipan nan membawa lel APOE-e4, sebuah aspek akibat genetik untuk penyakit Alzheimer. Hal ini menekankan bahwa mengurangi waktu duduk mungkin sangat krusial bagi lansia nan mempunyai akibat genetik lebih tinggi terhadap penyakit Alzheimer.

"Mengurangi akibat penyakit Alzheimer bukan hanya tentang berolahraga sekali sehari. Meminimalkan waktu duduk, meskipun berolahraga setiap hari, mengurangi kemungkinan terkena penyakit Alzheimer," ujar penulis utama Marissa Gogniat, PhD, asisten guru besar Neurologi di Pitt dan mantan peneliti pascadoktoral di Vanderbilt Memory and Alzheimer's Center, dalam sebuah pernyataan.

"Sangat krusial untuk mempelajari pilihan style hidup dan dampaknya terhadap kesehatan otak seiring bertambahnya usia. Studi kami menunjukkan bahwa mengurangi waktu duduk bisa menjadi strategi nan menjanjikan untuk mencegah neurodegenerasi dan penurunan kognitif selanjutnya," lanjutnya.

Mereka mengatakan penelitian ini menyoroti pentingnya mengurangi waktu duduk, terutama di kalangan lansia dengan akibat genetik nan lebih tinggi untuk penyakit Alzheimer.

"Sangat krusial bagi kesehatan otak untuk beristirahat dari duduk sepanjang hari dan bergerak untuk meningkatkan waktu aktif kita," tambah rekan penulis Angela Jefferson, PhD, guru besar Neurologi dan kepala pendiri Vanderbilt Memory and Alzheimer's Center di VUMC.


(sao/naf)

Selengkapnya