ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Delapan miliar masyarakat bumi nan berasal dari beragam negara, kepercayaan dan suku bangsa punya kebiasaan sama saat mengangkat telepon, ialah memulainya dengan satu kata sederhana: "Halo?" Kebiasaan itu diucapkan secara sadar sebagai pembuka percakapan dan penghapus jarak, padahal dilakukan tanpa adanya kesepakatan sesama manusia.
Teknologi telepon nan memungkinkan manusia berkomunikasi jarak jauh ditemukan oleh penduduk Amerika Serikat, Alexander Graham Bell, pada 1876. Sebagai penemu telepon, dia praktis mengatur segala aspek berangkaian temuannya, termasuk soal kata pertama nan diucapkan. Pada awalnya, dia memulai percakapan lewat ucapan "Ahoy", bukan "Halo" seperti sekarang.
Kata "Ahoy" lazim digunakan para awak kapal laut sebagai ucapan salam secara umum kepada sesama awak dan sinyal untuk kapal lain. Sekarang, kata ini sepadan dengan "Halo" alias "Hai". Namun, terkenal di lautan bukan berfaedah terjadi perihal sama di daratan. Kenyataannya, saat diperkenalkan Alexander, kata tersebut kurang disukai sebagai pembuka sapaan telepon.
Sampai akhirnya, setahun kemudian, muncul buahpikiran menarik dari si penemu lampu, Thomas Alva Edison, soal kata pembuka telepon. Dalam surat tertanggal 15 Agustus 1877, Edison menulis kepada temannya, David, mengenai satu kata pembuka percakapan di telepon, ialah "Halo".
"Dear David, saya rasa kita tidak perlu bel panggilan lagi lantaran "Halo" dapat terdengar dari jarak 10 hingga 20 kaki. Bagaimana menurutmu?," tulis Edison.
Usulan ini disampaikan lantaran Edison heran atas eksistensi telepon. Dia merasa teknologi tersebut tak sesuai kebiasaan komunikasi banyak orang pada masanya nan mengharuskan dua pihak bertatap muka untuk saling berbicara.
Akibatnya, orang bingung bakal berbincang apa ketika telepon berdering karena tak ada musuh bicara di depan muka. Alias percakapan berjalan jarak jauh. Makanya, Edison menyarankan kata "Halo" untuk memulai percakapan.
Namun, "Halo" sebagai suatu kata juga merupakan penemuan baru nan dicetuskan pertama kali oleh Edison. Sebelumnya, tak ada kata "Halo" dalam bahasa Inggris. Peneliti dari Brooklyn College, Allen Koenigsberg, nan meneliti surat-surat Edison dalam tulisannya di New York Times menyebut, "Halo" merupakan kata nan sering diucapkan Edison selama bereksperimen.
Awalnya, kata tersebut berakar dari ucapan tradisional untuk memanggil anjing buruan. Kata itu tertanam di akal Edison dan terbawa saat bereksperimen. Dia, misalnya, sering teriak "Halo" di depan fonograf buatannya nan membikin bunyi bergaung menjadi "Haalllloooo."
Sampai akhirnya, kebiasaan berbicara demikian berjalan sampai di titik menyarankan David mengucap "Halo" di telepon saat memulai percakapan. David, nan bakal memperkenalkan telepon di Manhattan, langsung menyetujui saran kawannya itu.
Ketika telepon diperkenalkan, dia membuka percakapan lewat "Halo."
Lambat laun, ketenaran "Halo" mulai menggeser "Ahoy". Saat jaringan telepon meluas, kitab petunjuk juga mengarahkan orang untuk memulai percakapan lewat "Halo". Alhasil, kata tersebut menjadi standar percakapan pembuka telepon sampai sekarang nan menggantikan beragam sapaan berkata lokal lain.
Hanya saja, selama kebiasaan terus berjalan lintas zaman, miliaran masyarakat bumi barangkali tidak mengetahui bahwa "Halo" sebenarnya langkah orang memanggil anjing buruan.
(mfa/mfa)
Saksikan video di bawah ini: