Kemenbud Dan Danantara Sinergi Kelola Kompleks Candi Borobudur

Sedang Trending 21 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenbud) resmi menjalin kerja sama dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) alias InJourney untuk pengelolaan Kompleks Candi Borobudur. Kesepakatan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Borobudur sebagai lokasi wisata budaya dan spiritual nan berkelanjutan.

Nota Kesepahaman (MoU) ditandatangani di Kantor Danantara Indonesia oleh Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, dan Direktur Utama InJourney, Maya Watono. 

Acara ini disaksikan langsung oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, berbareng COO Danantara Indonesia, Dony Oskaria, dan Direktur Utama InJourney Destination Management, Febrina Intan.

Kerja sama ini mencakup tiga aspek utama, ialah pengelolaan area cagar budaya, pengembangan sumber daya manusia, serta pertukaran info dan informasi. Langkah ini menjadi bagian dari konsep pengelolaan destinasi tunggal (single destination management) area Borobudur.

Pada sambutannya, Fadli Zon menilai momentum ini merupakan kesempatan nan sangat baik dalam upaya memajukan kebudayaan, dalam perihal ini pengelolaan kompleks Candi Borobudur sebagai situs budaya Indonesia. 

"Hal ini juga sesuai dengan pengarahan Presiden Prabowo gimana situs-situs nan kita miliki untuk dapat dilindungi, dikembangkan, dimanfaatkan, dan dibina sebaik mungkin untuk kebermanfaatan masyarakat luas,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (30/7).

Ia menambahkan, pengelolaan Candi Borobudur kudu maksimal sebagai salah satu destinasi budaya dan wisata Indonesia. Pengelolaan nan baik dan maksimal menurutnya dapat menggerakkan perekonomian di sekitar Candi Borobudur.

Fadli pun menekankan pentingnya penataan ekosistem di sekitar Candi Borobudur untuk meningkatkan jumlah pengunjung. Hal ini termasuk perbaikan akses untuk penyandang disabilitas dan penerapan prinsip inklusivitas.

Sebagai contoh implementasi, telah dikembangkan program 'Borobudur Sunrise' nan memungkinkan visitor menikmati mentari terbit dari puncak Borobudur mulai pukul 4 pagi. Program ini menggabungkan nilai spiritual dan budaya dalam pengalaman wisata nan bermakna.

Fadli juga menyoroti potensi situs budaya Indonesia lainnya nan belum dikelola secara optimal, seperti Leang-Leang di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan, Pulau Muna di Sulawesi Tenggara, dan beragam situs di Sumatera Barat.

“Situs-situs ini belum mempunyai campaign nan besar guna mempromosikannya. Dana kita terbatas dan pastinya memerlukan skema public private partnership sebagai corak tanggung jawab bersama,” ucap dia.

Kementerian Kebudayaan saat ini juga tengah melakukan perawatan dan pengembangan beragam situs lain, termasuk Gunung Padang, Situs Muara Jambi, Museum Majapahit, Museum Manusia Purba Sangiran, dan Songgobuwono Keraton Solo.

Di sisi lain, Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menyampaikan apresiasi atas kesempatan bekerja-sama dengan Kementerian Kebudayaan dalam skema pengelolaan berbareng nan mengedepankan tanggung jawab kolektif terhadap warisan dunia.

“Kami menyadari bahwa integrasi bukan hanya soal operasional, ini adalah tanggung jawab berbareng terhadap sejarah dan generasi mendatang," katanya.

Ia optimis, dengan kerjasama nan erat dan support dari Kemenbud, Borobudur dapat menjadi destinasi nan tidak hanya bagus secara visual, namun juga sarat makna spiritual, budaya, dan berakibat ekonomi nyata bagi masyarakat sekitar.

Sementara itu, COO Danantara Indonesia, Dony Oskaria, menambahkan bahwa parameter keahlian untuk InJourney sebagai pengelola tidak hanya berfokus pada keuntungan, tetapi juga peningkatan kesejahteraan dan akibat ekonomi bagi masyarakat sekitar area Candi Borobudur.

"Kami juga sangat mengapresiasi support dari Kementerian Kebudayaan nan memperkuat kerjasama ini serta mendukung penerapan single authority management untuk pengelolaan destinasi nan lebih efektif,” tutur dia. 

Dalam kerja sama ini, Kemenbud bakal konsentrasi menjalankan mandat pelestarian dan penguatan kegunaan kebudayaan di Kawasan Borobudur. Sementara InJourney melalui InJourney Destination Management bakal mengelola kegunaan pariwisata secara holistik dengan mengedepankan aspek edukasi, pengalaman autentik, dan pemberdayaan masyarakat lokal.

Masyarakat sebagai penikmat budaya diharapkan dapat merasakan faedah nyata berupa keterbukaan akses, peningkatan kualitas layanan, dan akibat ekonomi nan lebih merata.

Fadli menutup sambutannya dengan angan agar penandatanganan MoU ini menjadi langkah strategis dalam menggerakkan perekonomian dan budaya nasional. 

“Semoga hari ini menjadi suatu upaya strategis dalam menggerakkan perekonomian nasional, sesuai nan diharapkan oleh Presiden di bagian kebudayaan dan pariwisata. Semoga kerja sama kita semakin erat dan kuat,” pungkasnya.

Kemenbud memandang kerja sama ini sebagai langkah konkret untuk menyeimbangkan pelestarian dan pemanfaatan melalui pendekatan kolaboratif dan tata kelola terintegrasi, sehingga Candi Borobudur dapat terus menjadi sumber inspirasi budaya, spiritualitas, dan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai informasi, turut datang dalam aktivitas tersebut, Managing Director Business 3 PT Danantara Asset Management, Febriany Eddy; MD Global Relations & Governance PT. Danantara Indonesia, Mohammad Al-Arief; serta Senior Director Corporate Secretary PT. Danantara Indonesia, Mayatias Asmoro. 

Turut datang mendampingi Menbud, Sekretaris Jenderal Kementerian Kebudayaan, Bambang Wibawarta; Ketua Dewan Pengawas Museum dan Cagar Budaya sekaligus Staf Khusus Menteri bagian Media dan Komunikasi Publik, M. Asrian Mirza; Kepala Museum dan Cagar Budaya, Abi Kusno; serta Direktur Eksekutif Badan Pengelola Usaha Museum dan Cagar Budaya, Indira Esti Nurjadin. 

(rir)

Selengkapnya