Kekuatan Baru China, Petaka Besar Ancam Amerika

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Rusia bakal bekerja-sama dengan para peneliti China dalam proyek-proyek kepintaran buatan (AI) berbareng di masa depan.

Hal tersebut diungkap oleh seorang pelaksana bank terbesar di Rusia, Sberbank.

Sberbank menilai, DeepSeek asal China dapat mengubah lanskap teknologi dengan menciptakan model AI nan jauh lebih murah daripada pesaing AI lainnya di Amerika Serikat (AS).

Rusia dan China sendiri telah lama membicarakan kerja sama dalam bagian AI, termasuk pengaplikasiannya dalam militer. Namun, informasinya berkarakter rahasia dan tidak banyak diketahui publik.

Sberbank, di bawah CEO German Gref, telah mengubah dirinya dari bank tabungan negara bergaya Soviet lawas, menjadi salah satu pemain terkemuka di Rusia dalam bagian kepintaran buatan dan merilis model GigaChat pada 2023.

"Sberbank mempunyai banyak ilmuwan. Melalui mereka, kami berencana untuk melakukan proyek penelitian berbareng dengan para peneliti dari Tiongkok," kata Wakil CEO Pertama Sberbank Alexander Vedyakhin, dikutip dari Reuters, Jumat (7/2/2025).

Ia tidak memperinci dengan siapa bank ini bakal bekerja-sama di China.

DeepSeek, startup nan berbasis di Hangzhou, membikin gebrakan di pasar dunia bulan lampau lantaran para penanammodal bertaruh bahwa model-model berbiaya rendah dari mereka bakal menakut-nakuti kekuasaan perusahaan AI besar asal AS seperti Nvidia.

Kekuatan Baru China-Rusia

Bergabungnya Rusia dan China dinilai dapat mengguncang sektor AI di seluruh dunia, di tengah kejuaraan antara China dan AS untuk mendominasi industri AI. Di sisi lain, kedua negara tersebut dianggap oleh Washington sebagai ancaman negara terbesar bagi Barat.

Presiden Vladimir Putin dan Xi Jinping mempunyai pandangan bumi nan sama, nan menggambarkan Barat sebagai negara nan mengalami kemunduran. Sementara China menantang supremasi AS dalam segala hal, mulai dari AI dan komputasi kuantum, hingga biologi sintetis dan kekuatan militer nan tangguh.

Upaya Barat untuk mengisolasi Rusia atas perang di Ukraina telah mendorong Moskow dan Beijing lebih dekat. Bahkan Putin dalam beberapa bulan terakhir telah menggambarkan China sebagai "sekutu".

"China adalah mitra Rusia dalam banyak rumor agenda internasional, dan tingkat kerja sama ilmiah antara kedua negara dapat diperkuat melalui kerjasama antara para intelektual kami," pungkasnya.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Inovasi Teknologi Menuju Transformasi Industri Berkelanjutan

Next Article China Babak Belur Dikeroyok Asing, Amerika Makin Ganas

Selengkapnya