Kecewa Dipecat, Karyawan Ini Hapus 180 Server Senilai Rp 15 Miliar

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Seorang pemuda asal India melakukan tindakan pidana dengan meretas sistem pengetesan komputer milik perusahaan tempatnya pernah bekerja dengan menghapus 180 server virtual. Hal ini dilakukan sebagai corak kekesalan atas pemecatan dirinya.

Tindakan tersebut mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan, ialah sekitar US$918.000 alias setara Rp15 miliar (asumsi kurs Rp16.490/US$).

Atas perbuatannya, Kandula dijatuhi balasan dua tahun delapan bulan penjara pada Senin (10 Juni), lantaran satu tuduhan akses tidak sah ke materi komputer. Tuduhan lain dipertimbangkan untuk hukuman.

Melansir CNA, Sabtu (7/6/2025), perjanjian Kandula dengan NCS dihentikan pada Oktober 2022 lantaran keahlian nan buruk. Dia terakhir kali bekerja pada 16 November 2022.

Menurut arsip pengadilan, Kandula merasa bingung dan jengkel ketika dia dipecat, lantaran dia merasa telah bekerja dengan baik dan memberikan kontribusi positif kepada NCS selama bekerja. Setelah keluar dari NCS, dia tidak mempunyai pekerjaan lain di Singapura dan kudu kembali ke India.

Sekitar November 2021 hingga Oktober 2022, Kandula adalah bagian dari tim beranggotakan 20 orang nan mengelola sistem komputer agunan kualitas (QA) di NCS. NCS adalah perusahaan nan menawarkan jasa informasi, komunikasi, dan teknologi. Sistem nan dikelola mantan tim Kandula digunakan untuk menguji perangkat lunak dan program baru sebelum diluncurkan.

Dalam sebuah pernyataan kepada CNA pada Rabu, NCS mengatakan itu adalah "sistem pengetesan mandiri". Ini terdiri dari sekitar 180 server virtual, dan tidak ada info sensitif nan disimpan di dalamnya.

Setelah kontraknya diputus dan kembali di India, Kandula menggunakan laptopnya untuk mendapatkan akses terlarangan ke sistem menggunakan kredensial login administrator. Dia melakukannya enam kali antara 6 Januari dan 17 Januari 2023.

Pada Februari tahun itu, Kandula kembali ke Singapura setelah mencari pekerjaan baru. Dia menyewa bilik dengan mantan rekannya di NCS dan menggunakan jaringan Wi-Fi miliknya untuk mengakses sistem NCS satu kali pada tanggal 23 Februari 2023.

Selama akses tidak sah dalam dua bulan itu, dia menulis beberapa skrip komputer untuk menguji apakah skrip tersebut dapat digunakan pada sistem untuk menghapus server.

Pada Maret 2023, dia mengakses sistem QA NCS sebanyak 13 kali. Pada tanggal 18 dan 19 Maret, dia menjalankan skrip nan diprogram untuk menghapus 180 server virtual di sistem. Skripnya ditulis sedemikian rupa sehingga bakal menghapus server satu per satu.

Keesokan harinya, tim NCS menyadari bahwa sistem tidak dapat diakses dan mencoba memecahkan masalah, namun tidak berhasil. Mereka menemukan bahwa server telah dihapus.

Pada 11 April 2023, laporan polisi dibuat dan beberapa alamat IP nan ditemukan melalui penyelidikan internal diserahkan kepada polisi. Laptop Kandula disita oleh polisi dan ditemukan skrip nan digunakan untuk melakukan penghapusan.

Investigasi mengungkapkan bahwa dia telah mencari skrip di Google untuk menghapus server virtual, nan kemudian dia gunakan untuk mengkodekan skrip tersebut.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos Teclo: Provider Kian Ramai Picu Perang Tarif Internet

Selengkapnya