Kebakaran Los Angeles Hanguskan Masjid, Umat Muslim Berurai Air Mata

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Jumat, 17 Jan 2025 15:10 WIB

Kebakaran Los Angeles nan besar dan membara sejak 7 Januari turut menghanguskan rumah-rumah ibadah termasuk masjid. Ilustrasi kebakaran nan menghanguskan beragam properti di Los Angeles. (REUTERS/Mario Anzuoni)

Jakarta, detikai.com --

Kebakaran Los Angeles yang besar dan membara sejak 7 Januari turut menghanguskan rumah-rumah ibadah termasuk masjid.

Rumah ibadah di Pasadena dan Altadena, termasuk sinagog, gereja, dan masjid. Salah satu masjid nan dilahap api adalah Masjid Al-Taqwa.

Masjid nan menjadi tempat berlindung organisasi muslim itu menjadi daya tarik bagi family muda, mahasiswa, dankaum ahli dalam 20 tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak family nan menyebutnya sebagai rumah kedua mereka," ucap Junaid Aasi nan merupakan pemimpin masjid dikutip dari Time nan melansir laporan AP. 

Masjid Al-Taqwa nan didirikan oleh orang-orang Afrika Amerika itu belakangan menjadi tempat berkumpul organisasi muslim di wilayah tersebut. Bagian belakang masjid menjadi tempat berkumpul pada saat buka puasa bulan Ramadan, selain menjadi tempat anak-anak mini beraktivitas seperti menggambar.

"Itu adalah langkah kami menunjukkan rasa memiliki [masjid]," kata Aasi.

Seorang guru besar dari Universitas Redlands, Samar Ghannoum, telah salat di masjid tersebut sejak 1990-an. Anak Ghannoum merupakan orang nan menginformasikan berita duka soal kebakaran di Masjid Al-Taqwa.

"Saat dia bilang, 'Ibu, masjid terbakar,' sembari berurai air mata, hati saya hancur," ujar Ghannoum.

Beberapa saat sebelum Al-Taqwa terbakar, Ghannoum sempat menunaikan salat dzuhur di masjid lain dan para jemaat melakukan salat istisqa alias salat meminta hujan.

Upaya penggalangan biaya untuk membangun kembali masjid sudah dimulai. Sementara untuk salat Jumat, para jemaat diberi tahu letak masjid lain nan terdekat. Menjelang Ramadan jemaat Masjid Al-Taqwa berambisi bisa mendapat tempat untuk berkumpul.

Kehancuran Gereja Komunitas Altadena juga membikin hati jemaat berduka.

"Ini mengejutkan. Ini adalah pengingat bagi kita tentang sungguh rapuhnya hidup," kata pendeta Paul Tellstrom.

Sinagog berumur 80 tahun juga tak selamat dari amukan si jago merah nan melahap wilayah tersebut. Hanya gulungan Taurat nan bisa diselamatkan oleh jemaat.

"Hampir tidak ada nan tersisa selain beberapa tembok dan ruang kosong," jelas kepala pelaksana Pasadena Jewish Center, Melissa Levy.

(nva/rds)

Selengkapnya