ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Sektor kesehatan menjadi ladang upaya nan cukup menguntungkan. Industri farmasi dapat mendatangkan cuan besar hingga beberapa sosok sukses menjadi konglomerat di upaya tersebut.
Para pemilik perusahaan farmasi ini apalagi ada nan masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia.
1. Boenjamin Setiawan & keluarga
Boenjamin Setiawan namalain Khow Lip Boen menjadi konglomerat di industri farmasi setelah lulus dari Fakultas Kedokteran UI tahun 1958 dan di University of California, AS. Setelah lulus dan resmi jadi dokter, Boenjamin malah tidak menjalani profesinya. Padahal jadi master di era tersebut adalah pencapaian luar biasa. Apalagi dirinya sudah berguru sampai ke Amerika Serikat.
Saat pulang kampung, dia malah mau upaya obat. Sekitar tahun 1960-an, Boenjamin melakukan riset obat kulit murah nan diproyeksikan menelan biaya Rp 1,5 juta. Uang sebesar itu sangat banyak kala itu, nilai bensin saja Rp 0,3.
Alhasil, untuk menyelesaikan proyek itu dia mendatangi Wim Kalona nan sudah sukses menjadi pengusaha obat.
"Waktu saya bilang biayanya Rp 1,5 juta, Wim terkejut. Namun akhirnya disetujui juga," kata Boen dalam Pergulatan 26 manajer Indonesia menuju sukses (1997:30).
Berkat pinjaman itu upaya obat kulitnya berjalan. Bahkan Boen berani mendirikan perusahaan farmasi. Sekitar 1963, Boen dan kawannya ikut mendirikan PT Farmindo. Sayang, perusahaan ini kandas dan tidak membikin Boen putus asa.
Pada 10 September 1966, dia membangun upaya obat lagi berbareng saudara-saudaranya. Perusahaan itu berjulukan Kalbe Farma. Kalbe diambil dari singkatan nama dirinya dan saudaranya: Khow Lip Boen dan Khouw Lip Bing, nan disingkat KLB alias jika dilafalkan menjadi Kalbe.
Mereka memulai upaya mereka dari kandang mobil sebuah rumah nan disewakan pasiennya di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Awalnya Kalbe Farma membikin obat sirup, tetes, dan kapsul, dengan resep dokter.
Perlahan Kalbe Farma kemudian membangun pabrik di wilayah Pulo Mas, Jakarta. Tak hanya memproduksi obat saja, laboratorium farmasi juga dibangun.
Perluasan pabrik Kalbe Farma inilah nan membikin Boenjamin tertimpa durian runtuh. Dia akhirnya bisa leluasa berinovasi dengan menciptakan produk obat-obatan nan saat itu cukup jarang.
Dari kekosongan produk obat-obatan di pasaran ini kemudian jadi kesempatan Kalbe Farma. Lantas, terciptalah produk legendaris Kalbe Farma, seperti Kalpanax (obat panu), Puyer 16 Bintang Toedjoe, Promag, Komix, Procold, Mixagrib, Entrostop, Fatigon. Selain itu ada juga Woods, Extra Joss, Bejo Sujamer, Diabetasol dan lain sebagianya.
Salah satu obat nan menjadi kunci kesuksesan Boenjamin adalah Promag nan diciptakan pada 1976. Saat itu tidak ada obat nan mengatasi sakit lambung. Saat Promag diluncurkan dalam sekejap laris-manis.
Karena banyaknya obat nan diproduksi, Kalbe Farma jelas menguasai pasar farmasi Indonesia. Apapun jenis penyakitnya, Kalbe Farma menyediakan obatnya. Maka, tak heran jika perusahaan ini menjadi raksasa di Indonesia dan Asia Tenggara. Bahkan berani melantai di Bursa Efek Indonesia pada 1991 dengan kode emiten (KLBF)
Selain upaya obat, Kalbe Farma juga bermain di upaya rumah sakit. Rumah sakit nan dibangun adalah Mitra Keluarga, nan tersebar di Indonesia.
Kini Boenjamin dan keluarganya tercatat mempunyai kekayaan nan tak berseri. Pada 2021, majalah Forbes mencatat kekayaannya mencapai US$ 4,8 miliar alias setara dengan Rp 60 triliun.
Perjalanan hidup Boenjamin lantas kudu berakhir pada 4 April 2023. Meski sudah tiada, semua mengetahui jika Kalbe Farma tercipta berkah tangan dingin Boenjamin.
2. Irwan Hidayat & keluarga
Irwan Hidayat merupakan bos sekaligus pemilik PT Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO). Karirnya dimulai sejak 1994. Dengan tangan dinginnya itulah, perusahaan nan berbasis di semarang ini menjadi lebih besar. Meski identik dengan produk racikan jamunya, SIDO sekarang juga mempunyai produk nan lebih terdiversifikasi.
Irwan Hidayat dan keluarganya merupakan pemilik saham kebanyakan di Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, perusahaan jamu terbesar di Indonesia.
Adapun Sido Muncul sendiri telah menguasai 38% pangsa pasar jamu Indonesia, dengan merek terbesarnya Tolak Angin.
Tak cukup sampai di situ, family Hidayat mengembangkan bisnisnya hingga ke perhotelan dengan tiga hotel di pulau Jawa dan sebuah perusahaan manajemen hotel.
Dari rangkaian upaya itu, Irwan Hidayat dan keluarganya ditaksir mempunyai kekayaan mencapai US$ 1,5 miliar alias setara dengan Rp 21,9 triliun dan menduduki ranking 28 dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia jenis Forbes 2021.
3. Kartini Muljadi & keluarga
Nama Kartini Muljadi tak asing lagi di bumi farmasi Indonesia. Dengan mempunyai grup farmasi terbesar di RI ialah PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC). Selain itu, Kartini juga mempunyai firma norma Kartini Muljadi dan Rekan nan berada di area Sudirman.
Harta kekayaannya sempat menembus US$ 695 juta alias setara Rp 10,14 triliun dan menduduki ranking 50 dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: BI Diprediksi Tahan Suku Bunga Acuan 5,75% di RDG Februari
Next Article Warren Buffet Buka-bukaan 7 Kebiasaan nan Bikin Orang Susah Kaya