ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com --
Kanye West didepak oleh agensinya nan berlokasi di Los Angeles, 33&West, sebagai buntut menjual baju dengan motif swastika Nazi dan mengaku dirinya sebagai Nazi.
Nama Kanye West juga sudah dihapus dari daftar musisi nan dinaungi oleh agensi tersebut dan perwakilannya juga tidak mengungkapkan sudah berapa lama Ye menjadi pengguna mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu juga dikonfirmasi oleh Daniel McCartney dari agensi tersebut di laman media sosial pada 10 Februari 2025, seperti diberitakan Variety.
"Berlaku segera... lantaran pernyataannya nan menyakitkan dan penuh kebencian nan tidak dapat saya alias 33&West toleransi," kata McCartney dalam unggahan itu.
Kanye West melakukan serangkaian tingkah kontroversial sejak Grammy Awards 2025. Mulai dari kehadiran mengejutkan dalam aktivitas tersebut, ialah saat istrinya, Bianca Censori tampil nyaris bogel di arena karpet merah.
Ia juga meracau di media sosial selama berhari-hari nan mencakup ledakan kebencian dan anti-Semit serta terang-terangan mengakui sebagai Nazi dan memuji Adolf Hitler.
[Gambas:Video CNN]
Tidak jelas apakah artis dan pengusaha itu, nan telah berbincang terbuka tentang perjuangannya melawan gangguan bipolar, telah menonaktifkan akunnya sendiri alias X menghapusnya.
"Saya keluar dari Twitter. Saya menghargai Elon lantaran mengizinkan saya untuk melampiaskan kekesalan. Sungguh melegakan menggunakan bumi sebagai papan suara," tulisnya dalam unggahan terakhirnya, merujuk pada pemilik X, Elon Musk.
Kemudian nan teranyar adalah dia menjual kaus oblong putih dengan logo swastika di tengahnya.
Situs tersebut menampilkan satu item, ialah kaus oblong putih dengan swastika hitam besar di bagian depan, dengan label nilai US$20 alias sekitar Rp326.968 (US$1=Rp16.348,4).
Variety, mengutip orang-orang nan mengetahui proses pemesanan iklan, mengatakan bahwa iklan berdurasi 30 detik itu telah melalui saluran persetujuan nan biasa, termasuk memandang situs web tersebut.
Namun, situs tersebut nan didukung oleh perusahaan e-commerce Shopify itu kemudian ditutup pada Selasa (11/2).
"Semua pedagang bertanggung jawab untuk mengikuti patokan platform kami. Pedagang ini tidak terlibat dalam praktik perdagangan nan autentik dan melanggar ketentuan kami, jadi kami menghapusnya dari Shopify," kata Shopify dalam sebuah pernyataan.
(end)