ARTICLE AD BOX
Turin -
Thiago Motta dipecat Juventus meski belum ada setahun menangani tim. Si Nyonya Tua dianggap terburu-buru mendepak pembimbing 42 tahun tersebut.
Surat PHK dari Juventus diterima Motta akhir pekan lalu. Motta diberhentikan menyusul serangkaian hasil jelek Bianconeri.
Juventus didikan Motta menelan kekalahan di dua laga beruntun Serie A. Dusan Vlahovic cs pun tertahan di urutan kelima klasemen Liga Italia dan tertinggal 12 poin dari pemuncak klasemen, Inter Milan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya di Liga Italia, Motta juga kandas mendongkrak prestasi Juventus di turnamen-turnamen lain. Juventus kandas lolos ke 16 besar Liga Champions, hingga didepak Empoli di perempatfinal Coppa Italia.
Pemecatan Motta sekaligus mengakhiri pekerjaan kepelatihannya di Juventus. Padahal, eks ahli strategi Genoa itu baru berasosiasi ke Turin pada awal musim ini.
Motta awalnya dikontrak Juventus hingga 2027. Apes, dirinya hanya memperkuat dalam hitungan bulan sebelum kena PHK.
Pemecatan Thiago Motta dari bangku pembimbing Juventus disorot Roberto Mancini. Eks allenatore Timnas Italia ini menilai Bianconeri terlalu sigap mendepak Motta, meskipun Motta tetap dianggapnya bersalah atas performa Juventus musim ini.
"Saya tidak tahu apa nan terjadi. Pelatih mempengaruhi tim mereka, lampau terkadang hasilnya datang alias tidak," kata Mancini, dikutip dari Calciomercato.
"Jika sesuatu tidak melangkah dengan baik, sudah sepantasnya dia juga disalahkan. Namun, Anda kudu memberinya waktu untuk memberi dampak. Di Italia, jika sesuatu tidak melangkah dengan baik, pembimbing langsung dipertanyakan," sambungnya.
"Seorang pembimbing kudu mempunyai visi, berempati dengan klub, dan bisa menyampaikan pemikirannya. Namun, saya pikir jika Anda konsentrasi pada pelatih, Anda mesti memberinya waktu dan dukungan," Mancini mengungkapkan.
(bay/pur)