Joko Anwar Cerita Di Balik Kamera Pengepungan Di Bukit Duri

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Joko Anwar menerapkan pendekatan berbeda saat menjadi sutradara Pengepungan di Bukit Duri. Ia mengarahkan movie itu dengan style individual dari kembali kamera, termasuk saat mengatur agenda syuting.

Sutradara kawakan itu menyebut proses syuting Pengepungan di Bukit Duri menjadi salah satu nan paling menyenangkan dan sehat. Sebab, rentang waktu per hari nan dihabiskan untuk syuting itu hanya berkisar antara 3-6 jam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengepungan di Bukit Duri ini bisa dibilang syutingnya adalah syuting nan paling fun nan pernah kami lakukan," ujar Joko Anwar kepada CNNIndonesia.com, Kamis (17/4).

"Kami syutingnya satu hari itu sangat singkat, mungkin tiga jam alias mungkin kurang alias paling lama mungkin enam jam satu hari. Dan bisa dibilang syutingnya sangat, bukan hanya fun, tapi juga sehat," sambungnya.

Sutradara nan berkawan disapa Jokan itu pun mengungkapkan syuting Pengepungan di Bukit Duri dapat melangkah efisien lantaran timnya lebih dulu melakukan persiapan matang.

Jokan memastikan persiapan sebelum syuting diselesaikan secara matang dan menyeluruh. Dengan begitu, kru dan pemeran tidak perlu terlalu sering mengulang adegan.

[Gambas:Video CNN]

Hal serupa juga bertindak ketika segmen nan direkam memerlukan banyak pemeran, apalagi ratusan pemeran tambahan namalain extras.

"Persiapannya sangat ekstensif sehingga ketika syuting itu enggak banyak take. Jadi, walaupun adegannya lari-lari, tapi enggak ada lari-lari nan diulangi belasan kali, puluhan kali," ujar Joko Anwar.

Pendekatan serupa juga diterapkan Joko Anwar kepada para pemeran. Ia menyiapkan materi unik untuk setiap pemeran, termasuk para figuran, untuk memahami karakter mereka.

Materi berupa character sheet itu berisikan latar belakang karakter, seperti keluarga, pendidikan, hingga peristiwa krusial dalam kehidupan mereka.

"Prosesnya adalah mereka semua diberikan character sheet nan berisi riwayat hidup mereka dari mulai mereka lahir. Dan dijelaskan di character sheet tersebut mereka keluarganya seperti apa, pendidikannya seperti apa, lingkungannya seperti apa," ujarnya.

"Sehingga ketika para pemain ini masuk ke dalam set, mereka sudah tahu mereka siapa. Jadi, mereka bukan akting sebagai karakter tapi mereka sudah menjadi karakter," lanjut Joko Anwar.

Pengepungan di Bukit Duri mengikuti kehidupan seorang pembimbing pengganti nan baru mengajar di SMA Duri Jakarta, sekolah nan selama ini dikenal lantaran murid-muridnya nan berandal dan susah diatur.

Film ini dibintangi sederet aktor, seperti Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Farandika, Raihan Khan, Sheila Kusnadi, Millo Taslim, dan Bima Azriel.

Pengepungan di Bukit Duri menjadi movie panjang ke-11 nan digarap Joko Anwar. Ia sebelumnya mengungkapkan butuh 17 tahun untuk memantapkan diri garap naskah movie nan sudah ditulis sejak 2007 itu.

"Saya menunggu selama 17 tahun," kata Joko Anwar dalam bertemu media pada Oktober 2024. "Setelah 17 tahun menimbang-nimbang dan menajamkan skenarionya, saya merasa baru saat ini cukup dewasa untuk bisa membikin movie ini,"

"Saya merasa jika misalnya dibikin saat saya belum cukup dewasa, mungkin bakal tidak sampai apa nan mau saya sampaikan. Supaya lebih matang dan lebih dewasa (dulu)," tuturnya.

Pengepungan di Bukit Duri tayang di bioskop mulai 17 April 2025.

[Gambas:Youtube]

(frl/chri)

Selengkapnya