Joe Biden Dikecam Habis-habisan Usai Batasi Ekspor Chip Ke Ri

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Presiden AS Joe Biden menetapkan kebijakan baru nan memperketat pembatasan ekspor chip ke beragam negara, tak hanya China. Indonesia masuk dalam daftar negara nan dibatasi.

Hanya negara-negara sekutu dekat AS nan tetap dibebaskan untuk mengimpor chip dan perangkat kreator chip dari AS.

Proposal aturan itu memperkenalkan sistem ranking tiga golongan untuk mengatur ekspor perangkat keras AI.

Negara-negara Tier 1 dapat terus melakukan upaya seperti biasa dan bebas mengimpor hardware AI nan dikembangkan AS. Uni Eropa, Kanada, dan negara tetangga RI, Australia masuk dalam Tier 1.

Negara Tier 2 menghadapi pembatasan dan dibatasi hingga maksimum 50.000 unit pemrosesan skematis (GPU) per negara antara tahun 2025 dan 2027. Jika dilihat dari petanya, Indonesia masuk dalam golongan Tier 2 dalam patokan pembatasan ekspor chip AS beserta negara Asia Tenggara lain selain Kamboja.

Kamboja masuk dalam Tier 3 berbareng China, Rusia, Iran, dan Korea Utara, sehingga dilarang mengimpor perangkat keras dan berat model nan berangkaian dengan AI.

Menanggapi perihal ini, sebagian pelaku industri semikonduktor dan manufaktur mengeluh. Mereka tergabung dalam Asosiasi Industri Semikonduktor nan mewakili pengusaha chip, serta SEMI nan mewakili pengusaha manufaktur chip. 

Bersama-sama, mereka mengirimkan surat langsung ke Biden tertanggal 13 Januari 2025. Dalam suratnya, para pelaku industri mengingatkan akibat pada perusahaan AS mengenai pengetatan tersebut.

"Kami memahami patokan tambahan ini bakal lebih ketat mengontrol memori bandwidth tinggi, tanpa mempertimbangkan dampaknya pada perusahaan AS. Hal ini bakal menyerahkan pangsa pasar pada pesaing global," kata surat itu, dikutip dari Reuters, Rabu (15/1/2025).

Sebagai informasi, memori dengan bandwidth tinggi adalah bahan krusial membikin chip AI canggih. Saat ini produksinya dilakukan perusahaan AS dan Korea Selatan, dan patokan terbaru bakal membatasi penjualan ke China.

Menurut asosiasi, pemerintah tidak berkonsultasi dengan industri meskipun perihal itu berakibat jangka panjang.

"Sekali lagi, patokan ini dikembangkan tanpa konsultasi industri nan tepat alias kesempatan komentar publik, meski berakibat jangka panjang dan signifikan pada ekonomi dan internasional," tulis pelaku industri.

Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan AS sudah menjadi pemimpin industri AI dan optimistis bakal terus mempertahankan posisinya. 

"AS memimpin AI sekarang, untuk pengembangan AI alias kreasi chip AI. Penting untuk kita untuk mempertahankannya seperti itu," kata dia.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Gagal Uji Coba Ketujuh, Roket SpaceX Starship Elon Musk Meledak

Next Article China Makin Ditinggal, Arab Sekarang Pilih Amerika

Selengkapnya