ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Jemaah An-Nadzir Gowa, sebuah golongan keagamaan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mempunyai langkah unik dalam menentukan awal Ramadan dan Idul Fitri. Berbeda dengan penetapan pemerintah dan kebanyakan umat Islam di Indonesia, mereka mengandalkan kombinasi kalkulasi astronomis dan kejadian alam.
Pada tahun 2025, mereka menetapkan awal Ramadan jatuh pada 28 Februari, sehari lebih awal dari pemerintah nan menetapkan 1 Maret.
Pimpinan Jemaah An-Nadzir, Ustaz Samiruddin Pademui, menjelaskan bahwa metode nan mereka gunakan telah diwariskan sejak berdirinya golongan ini.
“Berdasarkan penghitungan hisab dan rukyat bulan, maka Pimpinan Jamaah An-Nadzir Gowa memutuskan dan menetapkan Idul Fitri jatuh pada hari Ahad, 30 Maret 2025,” ujarnya.
Dengan pendekatan nan berbeda ini, mereka tetap konsisten dengan aliran pendahulu mereka, KH Syamsuri Abdul Madjid dan Ustaz Rangka Hanong Daey Kiyo.
Jemaah An-Nadzir juga memanfaatkan teknologi modern dalam penentuan waktu puasa. Mereka menggunakan aplikasi seperti Luna SolCal dan Sun Position Demo untuk memastikan kecermatan perhitungan.
“Metodologi nan kami gunakan tetap konsisten sesuai dengan aliran pembimbing kami,” tambah Samiruddin dalam siaran persnya dikutip dari Antara, Jumat (28/3/2025).
Selanjutnya, jika memandang perjalanan bulan purnama tanggal 14, 15, dan 16 Ramadhan alias bertepatan pada hari Kamis, Jumat, dan Sabtu di tanggal 13, 14, dan 15 Maret 2025, itu berasas kriterianya masing-masing.
Dan pada Kamis 27 Maret 2025, Jamaah di Kabupaten Gowa, Kota Palopo, dan Kabupaten Bone memandang bulan sabit di Timur dengan menggunakan kain tipis hitam, nampak bulan bersusun tiga, dimana nan aslinya satu dan bayangannya dua.