ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Jam hariakhir nan diciptakan Bulletin of the Atomic Scientists kian mendekat ke tengah malam. Pada 2025 diumumkan jam tersebut sekarang berada 89 detik dari tengah malam, alias jadi nan terdekat nan pernah ada.
Lembaga itu mencatat beberapa kejadian nan membikin Jam Kiamat berdebar makin dekat dengan tengah malam. Salah satunya banyaknya bencana, termasuk mengenai ketegangan geopolitik terjadi tahun lalu.
"Saat jarum jam makin mendekati tengah malam, kami memohon kepada semua pemimpin: sekarang saatnya bertindak bersama! Ancaman eksistensial nan dihadapi bisa diatasi dengan kepemimpinan nan berani dan kerja sama dalam skala global. Setiap detik sangat berarti," jelas mantan Presiden Kolombia nan juga pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Juan Manuel Santos nan ikut dalam pengumuman Jam Kiamat 2025, dikutip dari laman resmi Bulletin of the Atomic Scientists, Rabu (5/1/2025).
Selain itu, akibat penggunaan nuklir nan kian bertumbuh juga memacu Jam Kiamat 89 detik dari tengah malam. Anggota Bulletin of the Atomic Scientists' Science and Security Board (SASB),Manpreet Sethi menjelaskan akibat ini disebabkan keahlian nan dibangun dan perjanjian nan gagal.
Dia mencontohkan Rusia menangguhkan perjanjian New Start dan menarik ratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif. China disebut meningkatkan persenjataan nuklir dan AS mengabaikan perannya untuk memperingatkan semua pihak.
Teknologi nan disruptif juga jadi argumen lain penetapan Jam Kiamat kali ini. Yakni integrasi AI untuk senjata perang menjadi pertanyaan besar sejauh mana teknologi bisa digunakan untuk militer.
"Bahkan saat manusia selalu membikin keputusan akhir mengenai penggunaan senjata nuklir, gimana dan kapan, jika memang AI kudu digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan? Bagaimana kita kudu berpikir soal senjata otonom nan mematikan, mengidentifikasi, dan menghancurkan sasaran tanpa kombinasi tangan manusia?" jelas personil SASB, Herb Lin.
Alasan berikutnya adalah mengenai perubahan iklim. Tahun lalu adalah tahun terpanas nan pernah tercatat. Bukan hanya itu, lantaran juga terjadi cuaca ekstrem termasuk banjir, kekeringan hingga kebakaran hutan.
"Emisi gas rumah kaca dunia mendorong perubahan suasana terus meningkat. Investasi untuk beradaptasi dengan perubahan suasana dan memangkas emisi bahan bakar fosil jauh di bawah apa nan dibutuhkan untuk menghindari akibat terburuk," kata Robert Socolow nan juga personil SASB.
Jam Kiamat telah ditetapkan selama 78 tahun terakhir. Gerakan terdekat lain nan pernah tercatat pada 2023 ialah mencapai 90 detik dari tengah malam.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bos Teknologi Tegaskan AI Bukan Ancaman Untuk Pekerja
Next Article 15.000 Ilmuwan Teriak 'Kiamat', Bahkan Sudah Ada Jadwalnya