Jaga Kelestarian, Vale Indonesia Sudah Reklamasi 3.791 Ha Lahan Tambang

Sedang Trending 7 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta - Komisaris Utama MIND ID Fuad Bawazier dan Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin melakukan kunjungan ke area pertambangan dan pengolahan milik Vale Indonesia. Dalam kunjungan itu, mereka melakukan penanaman pohon di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Menurut Maroef, keberadaan Vale Indonesia di Sulawesi tidak hanya memberikan nilai tambah ekonomi, tetapi juga berkedudukan aktif menjaga keseimbangan lingkungan dan keanekaragaman hayati di area tersebut.

"Ini adalah komitmen kami sebagai perusahaan milik negara. Kami mau kehadiran kami tidak hanya membawa nilai tambah ekonomi, tetapi juga memastikan kelestarian lingkungan untuk diwariskan kepada generasi mendatang," ujar Maroef dalam keterangan tertulis, Senin (28/4/2025).

Maroef menegaskan Vale Indonesia merupakan contoh perusahaan tambang nan bisa menjalankan reklamasi dan reforestasi secara konsisten. Hingga 2024, Vale Indonesia telah mereklamasi lahan tambang seluas 3.791 hektare, setara dengan 65% dari total lahan nan telah dibuka.

Keberadaan akomodasi pengolahan nikel Vale di Sorowako pun tetap bisa menjaga kelestarian dan keelokan dari Danau Matano, nan terletak hanya sekitar 7 Km dari letak operasi.

Melalui akomodasi pengolahan air limbah seperti Pakalangkai Wastewater Treatment dan Lamella Gravity Settler (LGS), Vale bisa menjernihkan air limpasan dari polutan seperti Total Suspended Solids (TSS) dan kromium heksavalen (Cr6+) hingga layak dikembalikan ke alam.

Danau Matano, nan disebut Maroef sebagai permata berbobot dari Sulawesi, juga menjadi sumber daya utama operasional Vale Indonesia.

Danau ini mengalirkan air bertekanan tinggi tiga pembangkit listrik tenaga air: Larona, Balambano, dan Karebbe, dengan total kapabilitas 365 MW. Bahkan, sebesar 10,7 MW di antaranya dihibahkan ke PLN sebagai kontribusi daya untuk masyarakat.

Vale juga terus meminimalkan jejak operasional tambang dengan melakukan rehabilitasi lahan seperti wilayah aliran sungai (DAS) di 27 letak di Sulawesi dan 5 letak di Jawa-Bali.

Di bagian pelestarian hayati, Vale menanam 40% pohon lokal, termasuk jenis endemik seperti eboni (Diospyros celebica), dengen (Dillenia serata), kaloju (Caralia braciata), bitti (Vitex coffasus), uru (Emerillia tsiampacca), dan agathis (Agathis celebica).

Vale Indonesia tercatat telah menanam lebih dari 80.000 pohon kayu hitam (eboni), menjadikannya salah satu konservasi kayu hitam terbesar di dunia.

Selain flora, perlindungan terhadap hewan pun dijalankan. Salah satunya adalah pelestarian Cethosia myrina, kupu-kupu bidadari nan merupakan jenis endemik Sulawesi dan sekarang dilindungi.

"Melalui program-program ini, kami mau menyampaikan pesan sederhana: bahwa mineral Indonesia kudu memberi faedah sebesar-besarnya bagi rakyat, tanpa kudu mengorbankan alam dan masa depan generasi mendatang," tutur Maroef.

(anl/ega)

Selengkapnya