ARTICLE AD BOX
detikai.com
Rabu, 22 Jan 2025 06:50 WIB
Jakarta, detikai.com --
Donald Trump resmi menjadi Presiden Amerika Serikat usai dilantik di Capitol, Washington DC pada Senin (20/1).
Pelantikan ini menjadikan kali kedua Trump menginjakkan kaki kembali di Gedung Putih.
Di periode pertama Trump pada 2017-2021, dia konsentrasi ke urusan domestik dan tak banyak kombinasi tangan urusan negara lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, apa dan gimana kebijakan nan kemungkinan diambil Trump di periode sekarang?
Imigrasi
Trump meyakini sistem imigrasi di AS bobrok dan dia berambisi untuk merombak undang-undang.
Ia bakal memulai dengan mendeportasi massal dan mengakhiri kebangsaan berasas kelahiran bagi imigran gelap, demikian dikutip Anadolu Agency.
Trump juga bakal mewajibkan pemeriksaan ketat terhadap penduduk asing, menutup perbatasan selatan bagi para pencari suaka, hingga memberlakukan kembali larangan berjalan dari negara-negara tertentu.
Partai Republik di Kongres juga kemungkinan bakal memprioritaskan langkah-langkah keamanan perbatasan dan membikin undang-undang baru sebagai bagian dari paket anggaran imigrasi nan diharapkan.
Pendidikan
Trump juga berencana merombak sistem pendidikan nan ada.
Di tingkat K-12 alias setara pendidikan dasar hingga menengah, dia mengusulkan orang tua memilih kepala sekolah, memangkas biaya dari pusat untuk sekolah nan mengajarkan teori kritik ras, dan membentuk badan kredensial untuk mensertifikasi pembimbing nan menganut "nilai-nilai patriotik."
Di tingkat universitas, Trump mengusulkan untuk menyingkirkan legalisasi perguruan tinggi dan menciptakan legalisasi baru berasas nilai-nilai partainya, demikian dikutip Forbes.
Perubahan iklim
AS, di bawah Trump, juga sepertinya bakal kembali meninggalkan Perjanjian Iklim Paris.
Dia telah mengusulkan untuk menyingkirkan kebijakan pemerintahan sebelumnya nan membatasi emisi dan menargetkan 67 persen kendaraan baru menjadi kendaraan listrik pada tahun 2032 dan meningkatkan produksi minyak dan gas secara besar-besaran.
Tarif impor melejit
Sebelum dilantik, Trump sudah sesumbar bakal meningkatkan tarif impor hingga 25 persen ke Kanada dan Meksiko serta 60 persen ke rivalnya, China.
Dia juga sempat menakut-nakuti bakal menerapkan tarif impor 100 persen ke negara-negara personil forum ekonomi nan digawangi Rusia-China, BRICS.
Peneliti di Center for Strategic and International Studies AS, David Nelson, mengatakan ancaman tarif Trump pasti bakal muncul.
"Trump memandangnya sebagai perangkat utama untuk negosiasi diplomatic'," kata dia dalam kajian nan dirilis di situs CSIS.
Trump menakut-nakuti Kanada dan Meksiko dengan tarif tinggi agar kedua negara itu bisa mengatasi arus migran nan kemungkinan bisa masuk ke AS.
Kelakar dia terhadap personil BRICS juga sebagai corak ancaman agar mereka tetap menggunakan dolar AS saat bertransaksi satu sama lain.
Bersambung ke laman berikutnya...