Iran: Perang Lawan Israel Bisa Selesai Dengan Satu Telepon Saja

Sedang Trending 11 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Seorang pejabat kepresidenan Iran menyatakan bentrok Iran vs Israel bisa berakhir dengan satu panggilan telepon, dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada pemimpin Israel.

"Presiden Trump bisa dengan mudah menghentikan perang hanya dengan satu panggilan kepada Israel," ujar Majid Farahani dalam wawancara dengan CNN, Jumat (20/6).

Ia menegaskan kembali sikap Iran bahwa perbincangan baru bisa dilakukan jika serangan udara Israel terhadap wilayah Iran dihentikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iran percaya pada perbincangan sipil," lanjut Farahani. "Apakah itu dilakukan secara langsung alias tidak langsung, bagi kami tidak masalah."

Farahani juga menyinggung rumor pengayaan uranium nan selama ini menjadi sumber konflik. Iran, nan bersikeras bahwa program nuklirnya ditujukan untuk tujuan damai, menolak sepenuhnya menghentikan pengayaan uranium.

"Mungkin tingkat pengayaannya bisa diturunkan, tetapi kami tidak bakal menghentikannya," tegasnya.

Pernyataan ini muncul di tengah tekanan internasional nan semakin kuat. Dalam beberapa hari terakhir, negara-negara Eropa berasosiasi dengan Amerika Serikat dan Israel dalam menyerukan larangan total terhadap pengayaan uranium.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis, Christophe Lemoine, mengatakan bahwa posisi Prancis adalah tanpa pengayaan sama sekali.

Pada Jumat, pertemuan langsung antara para menteri luar negeri Iran, Inggris, Prancis, dan Jerman, berbareng perwakilan tinggi kebijakan luar negeri Uni Eropa digelar di Jenewa. Ini merupakan pertemuan tatap muka pertama sejak bentrok terbaru pecah.

Langkah diplomatik ini muncul setelah berhari-hari pernyataan garang dari pemerintahan Trump. Namun kini, muncul sinyal bahwa tindakan militer tetap bisa dihindari.

Meski demikian, di internal pemerintahan Trump sendiri terjadi perbedaan dasar mengenai pilihan antara negosiasi alias tindakan militer langsung.

"Jika Amerika ikut kombinasi dalam perang ini, banyak sekali opsi nan bakal terbuka, dan semua opsi itu ada di atas meja," kata Farahani.

Sementara itu, suasana di jalan-jalan Teheran pada Jumat menunjukkan gelombang kemarahan rakyat terhadap Israel dan Amerika Serikat. Tim CNN nan berada di letak melaporkan massa datang dalam jumlah besar.

Mereka membawa bendera Iran, Hizbullah, dan Palestina, serta membakar bendera Amerika Serikat dan Israel.

Teriakan "matilah Israel, matilah Amerika" menggema dalam unjuk rasa.

(tst/vws)

Selengkapnya