Iran Pamer Eksekusi Gantung Mata-mata Israel 'kelas Kakap'

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Rabu, 30 Apr 2025 20:00 WIB

Iran mengeksekusi seorang laki-laki berjulukan Mohsen Langarneshin nan divonis bersalah lantaran menjadi mata-mata lembaga intelijen Israel Mossad pada Rabu (29/4). Iran mengeksekusi seorang laki-laki berjulukan Mohsen Langarneshin nan divonis bersalah lantaran menjadi mata-mata lembaga intelijen Israel Mossad pada Rabu (29/4). (Foto: /iStockphoto/PsychoBeard)

Jakarta, detikai.com --

Iran mengeksekusi seorang laki-laki berjulukan Mohsen Langarneshin nan divonis bersalah lantaran menjadi mata-mata lembaga intelijen Israel Mossad pada Rabu (29/4).

Situs media pengadilan Iran, Mizan Online, melaporkan Langareshin juga terlibat pembunuhan seorang kolonel Garda Revolusi Iran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Mizan Online menggambarkan Langarneshin sebagai "mata-mata kelas tinggi" nan mendukung dan membantu operasi Mossad di dalam Iran.

Dikutip AFP, situs itu menuturkan Langarneshin telah digantung meninggal pada Rabu pagi waktu setempat.

Meski begitu, laporan Mizan Online tidak menjelaskan secara spesifik kapan Langarneshin ditangkap alias divonis bersalah.

Namun, media itu menuturkan Langarneshin terlibat dalam pembunuhan seorang Kolonel Garda Revolusi Iran, Sayyad Khodaei, pada 2022 lalu.

Khodaei tewas ditembak meninggal oleh dua laki-laki tak dikenal nan menaiki sepeda motor di dekat rumahnya di Teheran pada Mei lalu.

Sementara itu menurut laporan The New York Times, Israel dilaporkan mengaku kepada Amerika Serikat bahwa mereka nan bertanggung jawab atas kematian Khodaei.

Menurut pengadil pengadilan, Langarneshin nan membeli sepeda motor untuk membantu kedua penyelenggara memonitor pergerakan Khodaei.

Stasiun televisi Iran melaporkan Khodaei merupakan personil Pasukan Quds, pasukan elite Garda Revolusi nan unik melancarkan operasi di luar negeri.

Khodaei juga terkenal di Suriah, negara sekutu Iran. Iran telah menyalurkan beragam support militer ke Suriah saat tetap dikuasai oleh Presiden Bashar Al Assad.

(rds/bac)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya