ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Investasi pada instrumen logam mulia sangat menguntungkan, seperti emas maupun perak. Namun, keduanya mempunyai perbedaan unik dan keuntungan. Beberapa tahun terakhir bisa dibilang menjadi tahun nan gemilang bagi penanammodal emas. Harga-nya beberapa kali menembus rekor sepanjang masa dan sedikit lagi menembus Rp2 juta per gram.
Bahkan, pada perdagangan Rabu (16/4/2025), nilai emas bumi di pasar spot terbang 3,58% ke USS$3.343,22 per troy ons. Penutupan perdagangan tersebut menjadi level tertinggi sepanjang masa. Emas secara resmi memasuki level psikologis baru ialah US$ 3.300 per troy ons.
Kenaikan sebesar 3,58% juga menjadi nan tertinggi sejak 17 Maret 2023 ialah 3,59%. Pada saat itu emas terbang setelah krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) memaksa tiga bank tutup.
Harga emas memperpanjang rekornya pada Rabu hingga menembus level US$3.300 per troy ons, lantaran dolar nan lebih lemah dan meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China nan mendorong penanammodal beranjak ke aset safe haven.
Emas menjadi salah satu aset hedging alias lindung nilai untuk disimpan jangka panjang sebagai safe haven.
Investasi Emas 10 Tahun Cuan Banyak
Dengan kenaikan moncer nilai referensi emas dunia, ini juga berakibat pada nilai emas bentuk jenis Antam nan harganya saat ini sudah mencapai Rp1.975.000 per gram pada perdagangan Kamis (17/4/2025).
Jika Anda membeli emas 10 tahun nan lalu, dan tidak menjualnya hingga saat ini, untung nan didapatkan cukup fantastis.
Sebagai info saja, nilai emas Antam pada satu dasawarsa lampau tepatnya sekitar 15 April 2015 tetap berada di nilai Rp547.000 per gram.
Jika dibandingkan nilai buyback emas Antam hari ini di nilai Rp1.824.000 per gram, maka keuntungannya sudah mencapai 233,51%.
Sebagai catatan, nilai emas ada posisi beli dan buyback. Spread untuk emas bentuk condong lebih lebar dari emas digital dan biasanya semakin besar gramasi semakin mini spreadnya.
Jadi, memang bakal lebih menguntungkan jika beli emas dengan gramasi nan lebih tinggi. Namun, perihal tersebut juga kudu disesuaikan dengan keahlian modal nan dipunya.
Sementara, logam lainnya seperti perak juga menyimpan kesempatan untung nan menarik. Sampai perdagangan Kamis lampau (17/4/2025) nilai perak berada di posisi US$ 32,51 per ons. Dalam sepekan terakhir, logam ini sudah melonjak 4,24%, semakin mengakumulasi penguatan dalam setahun sampai 15,12%.
Sebagai informasi, perak selain untuk perhiasan, saat ini sangat krusial untuk industri elektronik. Hal ini bakal menjadi daya sorong peningkatan permintaan dunia dalam beberapa tahun mendapatan.
Sejumlah negara pun diuntungkan dengan posisinya sebagai penghasil perak di tengah prospek penguatan nilai dan permintaan nan naik.
Foto: Perbandingan keahlian emas vs perak vs ihsg 10 tahun terakhir. (Dok. refinitiv)
Perbandingan keahlian emas vs perak vs ihsg 10 tahun terakhir. (Dok. refinitiv)
Meksiko tetap menjadi negara penghasil perak terbesar di dunia, dengan total produksi mencapai 202,2 juta ons, alias nyaris seperempat dari pasokan global. Dominasi ini didukung oleh sejarah panjang pertambangan perak di negara tersebut, kekayaan persediaan alam, serta aktivitas industri tambangnya nan tinggi.
Saat ini, proyek-proyek seperti proyek Panuco milik Vizsla Silver Corp nan terletak di barat laut Meksiko menunjukkan besarnya potensi negara tersebut. Hanya dari proyek Panuco saja, diperkirakan terdapat persediaan perak sebesar 201,4 juta ons.
Di posisi kedua, China mencatatkan produksi sebesar 109,3 juta ons, disusul oleh Peru nan tidak jauh tertinggal dengan 107,1 juta ons di posisi ketiga.
Setelah Peru, area Amerika Selatan juga menyumbang produsen perak utama lainnya, ialah Chili dengan 52,0 juta ons dan Bolivia dengan 42,6 juta ons, nan melengkapi daftar lima besar produsen perak global.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Demam Beli Emas, Beneran Investasi Atau FOMO?
Next Article Robert Kiyosaki Ingatkan Nasib Buruk Dolar, Kasih Saran Ini Agar Kaya