ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kolesterol tinggi seringkali tidak memunculkan gejala, tetapi bisa meningkatkan akibat penyakit jantung dan stroke. Selain mengatur pola makan, aktivitas bentuk juga bisa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein).
Salah satu aktivitas bentuk nan dapat dilakukan adalah jalan kaki. Tapi, berapa lama jalan kaki nan kudu dilakukan setiap harinya?
Dikutip dari laman Eating Well, pembimbing STRIDE Fitness di Lubbock, di Texas, Paizley Longino, mengatakan pola makan merupakan aspek krusial dalam mengendalikan kolesterol tinggi, namun olahraga sederhana dan perubahan style hidup juga mempunyai peran.
Berjalan kaki alias aktivitas bentuk rutin lainnya terbukti secara ilmiah mempunyai pengaruh positif terhadap kolesterol, kesehatan, dan kesejahteraan secara keseluruhan. Aktivitas bentuk ini merangsang enzim-enzim tertentu dalam tubuh nan diperlukan untuk mengeluarkan kolesterol jahat (LDL) dari darah. Kolesterol dapat menempel di tembok pembuluh darah dan menyebabkannya menyempit.
"Berjalan kaki bakal meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi akibat penyakit serta potensi stroke sekarang dan di kemudian hari," kata pembimbing pribadi di Sheridan, Wyoming Erin Nitschke, Ed.D.
Rutin melangkah kaki juga membantu meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein) alias kolesterol baik dalam tubuh. Selain itu, melangkah kaki juga bisa meningkatkan pembentukan pembuluh darah kolateral, sehingga meningkatkan sirkulasi ke otak dan jantung.
Longino dan Nitschke merancang program empat minggu dengan mempertimbangkan para pemula. Rutinitas jalan kaki hanya perlu dilakukan maksimal 30 menit per hari.
Minggu pertama difokuskan untuk menemukan rutinitas dan membangun kebiasaan sehat. Program jalan kaki ini diselingi dengan peregangan.
"Peregangan juga terbukti mempunyai pengaruh positif terhadap kolesterol dengan meningkatkan aliran darah dan melancarkan sirkulasi," jelas Longino.
"Hal ini juga dapat membantu mengurangi stres, nan pada gilirannya dapat menurunkan kadar kolesterol," kata Nitschke.
Minggu Pertama
- Senin: Jalan kaki 15 menit
- Selasa: 15 menit peregangan, yoga, alias mobilitas
- Rabu: Jalan kaki 15 menit
- Kamis: 15 menit peregangan, yoga, alias mobilitas
- Jumat: Jalan kaki 15 menit
- Sabtu: 15 menit peregangan, yoga, alias mobilitas
- Minggu: Istirahat
Minggu Kedua
- Senin: Jalan kaki 20 menit
- Selasa: Jalan kaki 10 menit, peregangan 10 menit, yoga alias mobilitas
- Rabu: Jalan kaki 20 menit
- Kamis: Jalan kaki 10 menit, peregangan 10 menit, yoga alias mobilitas
- Jumat: Jalan kaki 20 menit
- Sabtu: Jalan kaki 10 menit, peregangan 10 menit, yoga alias mobilitas
- Minggu: Istirahat
Minggu ketiga
- Senin: Jalan kaki 25 menit
- Selasa: Jalan kaki 10 menit, peregangan 15 menit, yoga alias mobilitas
- Rabu: Jalan kaki 25 menit
- Kamis: Jalan kaki 10 menit, peregangan 15 menit, yoga alias mobilitas
- Jumat: Jalan kaki 25 menit
- Sabtu: Jalan kaki 10 menit, peregangan 15 menit, yoga alias mobilitas
- Minggu: Istirahat
Minggu keempat
- Senin: Jalan kaki 30 menit
- Selasa: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga alias mobilitas
- Rabu: Jalan kaki 30 menit
- Kamis: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga alias mobilitas
- Jumat: Jalan kaki 30 menit
- Sabtu: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga alias mobilitas
- Minggu: Istirahat
Hari rehat bisa diubah sesuai keinginan. Jika mau menambah tantangan, pertimbangkan untuk memilih tanjakan. Selain melakukan rutinitas ini, terapkan juga kebiasaan sehat lainnya seperti pola makan sehat, hindari rokok, dan menjaga asupan air putih nan cukup.
(elk/kna)