Ini Alasan Pemerintah Terima Huayou Usai Depak Lg Dari Proyek Baterai

Sedang Trending 6 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan argumen pemerintah menerima perusahaan China, Huayou, menggantikan perusahaan Korea Selatan, LG.

Huayou menggantikan LG menggarap proyek baterai mobil listrik (EV Battery) senilai US$ 9,8 miliar alias sekitar Rp 164 triliun (kurs Rp 16.800/US$).

Pemerintah sendiri meminta LG mundur dari proyek akbar baterai listrik sejak 31 Januari 2025, lantaran menilai negosiasi nan dilakukan terlalu lama. Di sisi lain, Huayou, menyatakan minat untuk menggantikan LG sejak akhir 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas apa argumen pemerintah menerima Huayou?

Rosan menjelaskan Huayou selama ini sudah mempunyai investasi pada bagian nan sama di Indonesia, tepatnya di sisi industri pengolahan nikel. Huayou pun sudah menyumbangkan biaya besar untuk investasi di Indonesia dan punya komitmen untuk menambah investasi.

Di sisi lain, Huayou juga sudah mengerti arah hilirisasi industri Indonesia dan mempunyai sumber daya nan mumpuni untuk masuk ke dalam proyek akbar baterai kendaraan listrik.

"Huayou ini juga sudah investasi di indonesia sebelumnya di bagian nan sama juga. Maka jika ditanya kenapa Huayou? Karena mereka sudah investasi sebelumnya dan sudah jauh lebih besar, sudah ada di. Mereka paham, mengerti dan sudah ada resources untuk kembangkan ini ke depannya maka Huayou masuk gantikan LG," terang Rosan di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (23/4/2025).

Eks Ketua Umum Kadin Indonesia itu juga mengatakan dirinya sudah menemui Huayou dan perusahaan itu mempunyai minat untuk ikut berperan-serta menggantikan LG pada akhir tahun 2024. Sebelum pemerintah meminta LG mundur jadi ketua konsorsium.

"Jadi kita sudah berjumpa dengan Huayou-nya dan mereka positif lantaran sejak tahun 2024 akhir ini sudah menyatakan minatnya untuk jadi konsorsium gantikan LG ini. Mereka nan jadi leading consortium gitu aja," ujar Rosan.

(hal/hns)

Selengkapnya