ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Kemunculan oarfish sering dikaitkan dengan tanda-tanda kiamat. Tak heran, ikan tersebut juga diistilahkan sebagai 'doomsday fish' (ikan kiamat).
Selama beberapa tahun terakhir, oarfish makin sering muncul dan terdeteksi manusia. Padahal, ikan tersebut mempunyai kediaman di dasar laut nan semestinya jauh dari kediaman manusia.
Perlu dicatat, apa nan disebut orang sebagai ikan hariakhir sebenarnya merupakan oarfish raksasa, alias lebih ilmiahnya, 'Regalecus glesne'. Ikan besar ini hidup di laut dalam, khususnya area mesopelagik, dengan kedalaman 200 hingga 1.000 meter di bawah permukaan laut, dikutip dari laman HowStuffWorks.
Ikan hariakhir mempunyai bentuk nan tak biasa. Tubuh mereka panjang, berkilau, berbentuk pita dengan sirip punggung merah dan berduri di sepanjang punggungnya.
Oarfish raksasa adalah ikan bertulang terpanjang di lautan, tetapi seperti banyak raksasa akuatik lainnya, ikan ini umumnya tidak berbahaya. Makanan mereka adalah krustasea kecil, zooplankton, cumi-cumi, alias ubur-ubur.
Istilah oarfish raksasa sebagai ikan hariakhir muncul dari kepercayaan kuno. Dalam beberapa budaya, penampakan oarfish dipercaya sebagai pertanda buruk, nan menandakan segala macam kemalangan, terutama musibah alam seperti gempa bumi.
Dalam cerita rakyat Jepang, penunggu laut dalam ini disebut "ryugu no tsukai," nan berfaedah "utusan dari istana dewa laut," dikutip dari physorg. Namun, seiring perkembangan waktu, kepercayaan ini mulai pudar.
Hanya saja, ada beberapa kebetulan nan meresahkan baru-baru ini. Pada tahun 2010, ada beberapa penampakan oarfish meninggal di sepanjang pantai Jepang. Tak selang beberapa waktu, tsunami 2011 terjadi dan menyebabkan kecelakaan nuklir Fukushima.
Tak hanya itu, peristiwa gempa di Filipina pada 2017 silam juga dikaitkan dengan penampakan oarfish terdampar beberapa saat sebelumnya, dikutip dari TimesofIndia.
Baru-baru ini, pada Maret 2025 kembali terlihat penampakan oarfish di Pantai Meksiko di Baja California Sur. Hal ini kembali memicu kekhawatiran bakal bencana.
Beberapa master memandang kemunculan oarfish di permukaan menunjukkan ancaman bagi kediaman mereka di dasar laut nan disebabkan aktivitas manusia. Antara lain adalah polusi plastik nan memengaruhi ekosistem laut dalam dan makhluk nan tinggal di dalamnya.
Selain itu, perubahan suasana nan memicu peningkatan temperatur air laut juga membahayakan makhluk di laut dalam seperti oarfish. Pasalnya, suhu nan meningkat menciptakan ketidakseimbangan pada ekosistem bawah laut.
Selain itu, eksplorasi dan pemancingan di laut dalam oleh manusia juga digadang-gadang menimbulkan ancaman bagi makhluk nan tinggal di sana, seperti oarfish.
Dalam kepercayaan kuno, oarfish dikaitkan dengan tanda hariakhir lantaran penampakannya nan asing dan dinilai sebagai 'monster' bawah laut. Namun, lambat laun terjadi beberapa kejadian kebetulan seperti gempa di Jepang dan Filipina, pasca oarfish terlihat.
Meskipun legenda ikan hariakhir ini sudah lama ada, tidak ada bukti ilmiah nan menunjukkan bahwa oarfish raksasa merupakan pertanda musibah alam. Meskipun beberapa orang memperkirakan bahwa mungkin ada korelasi, dan mungkin disebabkan oleh kepekaan unik dari jenis ikan ini, sejauh ini belum ada teori nan masuk logika tentang perihal ini, menurut laporan HowStuffWorks.
Faktanya, buletin Masyarakat Seismologi Amerika pernah menerbitkan makalah tentang masalah tersebut, nan menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara kemunculan oarfish dan gempa bumi.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Nasib Bisnis "Employee Super App" Era Perang Dagang
Next Article Jam Kiamat Bergerak Lagi, Makin Dekat Menuju Tengah Malam