ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Fenomena musiman pasar saham sell in May and go away sepertinya diacuhkan oleh penanammodal Indonesia. Sebab, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melompat tinggi pada perdagangan hari ini dan kembali berpijak di level 7.000 an.
Pada penutupan perdagangan Kamis (15/5/2025), IHSG melesat 0,86% alias naik 60,28 poin ke level 7.040,16.
Investor asing tercatat sudah mencari cuan di bursa saham RI setelah dalam beberapa belakangan. Kemarin, Rabu (14/5), penanammodal asing tercatat masuk ke bursa saham Rp 2,84 triliun dan menyasar saham-saham berkapitalisasi besar.
Ekonom sekaligus Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, tahun ini perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok lebih menarik perhatian penanammodal daripada fenimema musiman.
Menurutnya, para penanammodal meningkatkan selera akibat dengan membeli saham berbobot nan mempunyai prospek untung nan tinggi di saat kondisi nilai saham tengah turun, sehingga mendorong pasar ekuitas dunia nan lebih tinggi.
"Maka perihal ini bisa meredam kekhawatiran bakal Sell in May di tahun ini seiring dengan perang tarif antara Amerika Serikat dengan Tiongkok mereda," ujarnya saat dihubungi oleh detikai.com, Kamis (15/6).
Hal senada juga dikatakan oleh Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong. Menurutnya, kesepakatan antara kedua negara maju tersebut memberikan angin segar bagi penanammodal pasar saham.
"Euphoria kesepakatan tarif AS China tetap sangat mendukung sentimen. Investor juga mengantisipasi kesepakatan2 lain diantaranya AS dengan Jepang, Korea dll," ungkapnya.
Seperti diketahui, ada kesepakatan perundingan perdagangan, dimana Washington setuju untuk memangkas tarif terhadap Beijing menjadi 30%, setelah dinaikkan 145% oleh Trump. Sementara Tiongkok bakal memangkas tarif menjadi 10% dari tarif jawaban sebesar 125%, meskipun hanya berkarakter sementara selama 90 hari, secara umum diapresiasi pasar global.
Hal ini mendorong Goldman Sachs untuk memangkas perkiraan akibat resesi di AS menjadi 35% dari 45%.
Di sisi lain, US CPI per April nan hanya tumbuh 2,3% memberikan sentimen bullish bagi pasar. Sedangkan dari domestik, penantian pertumbuhan penjualan ritel per Maret turut dinantikan pelaku pasar.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Melesat, Berhasil Sentuh Level 7.000
Next Article IHSG Gagal Lagi Balik ke 7.100, Sektor Ini Biang Keroknya