ARTICLE AD BOX
Surabaya, detikai.com --
Tim SAR campuran sukses mendeteksi objek di bawah laut nan diduga kuat sebagai kapal motor penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali, Sabtu (5/7).
Namun memasuki hari ketiga operasi SAR, hingga Sabtu sore tadi, sebanyak 29 penumpang dan kru kapal tetap dinyatakan lenyap dan belum sukses ditemukan.
Upaya pencarian terus dilakukan oleh tim SAR gabungan, baik melalui jalur laut, darat maupun udara. Namun hasilnya tetap nihil, terutama dalam pencarian di permukaan laut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian hasil pencarian, hasil pencarian udara menggunakan alut [alat utama] udara mini kemungkinan adanya tanda-tanda nan ada tetap di permukaan [laut]," kata Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Laksamana Muda TNI, Ribut Eko Suyatno di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu ini.
Meski belum menemukan korban, tim SRU Darat sukses mengamankan sejumlah properti milik korban nan ditemukan di sekitar letak kejadian. Barang-barang ini bakal digunakan untuk proses identifikasi lebih lanjut oleh tim forensik.
"Hasil penemuan properti dari korban sudah kita pegang. Ini sudah diamankan oleh SRU Darat. Ini pengarsipan penemuan barang-barang korban nan diperlukan kelak oleh (Karodokpol Pusdokkes Polri) Brigjen dr Nyoman dan jajarannya untuk mengidentifikasi lanjutan, mencocokkan," ucapnya.
Barang-barang tersebut, kata Ribut, diduga merupakan milik penumpang kapal dan diduga terbawa keluar dari badan kapal saat tenggelam.
"Ini beberapa properti nan dari kapal semua bisa terlihat untuk barang-barang kapal dari dalam kapal nan dimiliki oleh kemungkinan para korban," katanya.
Sementara itu, pencarian di permukaan laut oleh SRU laut juga terus diperluas. Wilayah pencarian sekarang mencakup hingga 25 mil laut (nautical mile) dari letak terakhir kapal diketahui alias last known position (LKP).
"Selanjutnya, identifikasi ataupun pencarian nan dilakukan oleh permukaan, oleh SRU laut pencarian diperluas sampai dengan 25 nautical mile. Di permukaan kita belum bisa menemukan apa-apa," ujar Ribut.
KRI Fanildo
Meski demikian Tim SAR campuran sukses mendeteksi objek di bawah laut nan diduga kuat merupakan KMP Tunu Pratama Jaya. Hal itu didapat perangkat gambaran sonar dari Dinas Navigasi Kementerian Perhubungan.
"Di titik letak mereka bisa mengidentifikasi adanya objek di bawah air nan patut diduga bahwa itu adalah kapal nan kita cari," kata Ribut.
Ribut mengatakan dari info itu, letak KMP Tunu Pratama Jaya disebut mengalami pergeseran sekitar 1-2 nautical mile ke arah utara dari posisi terakhir kapal alias LKP berbeda dari arah penemuan korban nan terbawa arus ke selatan.
"Dari last known position sampai ke titik datum itu berjarak antara 1-2 nautical mile pergeseran, di mana ini adalah ke arah utara. Sementara korban banyak kita ketemukan saat kejadian terbawa arus ke selatan," ucapnya.
Namun, kata Ribut, temuan ini tetap perlu dikonfirmasi ulang oleh KRI Fanildo milik TNI AL. KRI itu, katanya, dilengkapi dengan teknologi dan peralatan pencarian bawah laut nan lebih canggih.
KRI Fanildo pun diperkirakan tiba di titik tersebut pada malam ini juga.
Seperti diketahui KMP Tunu Pratama Jaya dikabarkan tenggelam dalam perjalanan dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali Rabu (2/7) malam.
Petugas jaga Syahbandar memandang kapal tenggelam sekitar Pukul 23.35 WIB. Posisi terakhir kapal terlihat di perairan Selat Bali pada koordinat _8° 9'32.35"S 114°25'6.38_.
Hingga Sabtu (5/7) petang, dari total 65 penumpang dan awak kapal KMP Tunu Pratama Jaya nan tercatat dalam manifest, sebanyak 36 orang di antaranya sudah ditemukan.
Dari 36 korban nan ditemukan, 6 orang di antaranya dalam kondisi meninggal dunia, kemudian 30 orang selamat. Sedangkan 29 orang lainnya tetap dalam pencarian.
(frd/kid)
[Gambas:Video CNN]