Harga Minyak Melesat Usai Sinyal Damai China - As

Sedang Trending 11 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Harga minyak bumi kompak menguat didorong angan baru dari meredanya ketegangan jual beli antara dua ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat dan China. Namun, pelaku pasar tetap mencermati akibat kelebihan pasokan menjelang pertemuan OPEC+ awal pekan depan.

Melansir Refinitv, pada perdagangan Jumat (2/5/2025) waktu Indonesia, harga minyak Brent perjanjian Juli ditutup naik 0,9% ke US$62,67 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) perjanjian Juni menguat 0,9% ke US$59,80 per barel.

Penguatan ini memperpanjang tren rebound minyak dari tekanan sepanjang akhir April, seiring penanammodal menyambut pernyataan Kementerian Perdagangan China nan menyebut siap membuka ruang perbincangan dengan AS.

Selama beberapa pekan terakhir, pasar daya dibayangi oleh dua tekanan utama: ekspektasi peningkatan pasokan dari negara-negara OPEC+ dan kekhawatiran terhadap pelambatan ekonomi dunia akibat perang dagang. Namun, pernyataan terbuka dari China dan nada lebih lunak dari AS menjadi katalis pemulihan harga.

Selain tensi dagang, sentimen pasar juga menghangat setelah Presiden AS Donald Trump kembali menakut-nakuti bakal menjatuhkan hukuman sekunder terhadap negara-negara pembeli minyak dari Iran. Ini memicu kekhawatiran baru soal potensi terganggunya pasokan dari Timur Tengah.

Langkah tersebut disebut sebagai bagian dari kampanye "tekanan maksimum" Washington, nan bermaksud menekan ekspor minyak Iran hingga mendekati nol. Ketegangan ini juga muncul berbarengan dengan kebuntuan pembicaraan nuklir antara kedua negara.

Fokus utama pasar sekarang tertuju pada pertemuan OPEC+ tanggal 5 Mei 2025, di mana delapan negara personil kunci dijadwalkan menentukan arah produksi untuk bulan Juni.

Sumber Reuters menyebut bahwa Arab Saudi, sebagai pemimpin de facto golongan tersebut, enggan mempertahankan nilai lewat pemangkasan produksi lanjutan. Sebaliknya, sejumlah personil lain justru mendorong percepatan kenaikan produksi, seiring potensi pemulihan permintaan di paruh kedua tahun ini.

CNBC Indonesia


(emb/emb)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Komoditas Jeblok, Begini Nasib Saham Minyak

Next Article Harga Minyak Mentah Naik, Terdampak Kebijakan Tarif Baru Trump

Selengkapnya