Harga Makin Murah, Ada Peluang Cuan Besar Ai Buat Warga Ri

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Biaya teknologi kepintaran buatan (AI) bakal makin murah sebagai akibat dari kehebohan DeepSeek. Harga nan murah membuka pintu bagi perusahaan baru, termasuk di Indonesia, untuk mengembangkan upaya berbasis AI bersaing dengan perusahaan raksasa nan punya sumber daya berlimpah.

Kemunculan DeepSeek yang salah satu produknya bisa digunakan bebas tanpa biaya (open source) menghancurkan kekuasaan perusahaan raksasa asal Amerika Serikat dalam di industri AI. DeepSeek membuktikan bahwa AI bisa dikembangkan dengan biaya nan murah dan memerlukan kapabilitas komputasi jauh lebih sedikit dari sebelumnya.

Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menjelaskan bahwa kemunculan DeepSeek memicu era baru di industri AI. Fenomena ini serupa dengan kemunculan Linux nan menghancurkan kekuasaan Microsoft serta munculnya Android nan membikin HP murah menjamur bersaing dengan iPhone.

"Sekarang saatnya untuk mencari langkah mencoba menggunakan dan membangun upaya dengan AI," kata Willson, Rabu (6/2/2025).

Selain produk AI nan langsung digunakan oleh konsumen seperti chatbot ChatGPT buatan OpenAI dan Gemini buatan Google, perusahaan juga bisa menggunakan model dasar AI untuk mengembangkan produk sendiri. Biasanya mereka kudu bayar biaya untuk penggunaan model AI berikut biaya pemrosesannya di cloud.

CEO Meeting.AI Hokiman Kurniawan menjelaskan bahwa kemunculan DeepSeek dari China bukan berfaedah semua bakal pindah dari model AI buatan perusahaan besar seperti GPT ke DeepSeek.

DeepSeek justru memicu perusahaan developer model AI berlomba-lomba meluncurkan produk-produk baru dengan kapabilitas lebih tinggi tetapi dengan nilai nan makin lama makin murah.

"Kalau saya hitung, COGS [biaya per produk] kami dari awal sampai sekarang sudah turun sepersepuluhnya, marginnya sudah turn 60 persen, kata Hokiman.

Meeting.AI membangun software nan merekam dan membuat notula rapat alias pertemuan lainnya secara otomatis.

Perusahaan lain nan mulai memanfaatkan AI adalah Ruangguru. Selain memanfaatkan AI untuk robot chat, Ruangguru juga mencoba memanfaatkan AI untuk "mengevaluasi" setiap aktivitas belajar mengajar.

Sebelum kemunculan DeepSeek, fitur AI untuk pertimbangan pembimbing tersebut terlalu mahal untuk direalisasikan. "Satu sesi, 1,5 jam, biayanya acapkali lipat dari biaya untuk gurunya," kata CTO Ruangguru Alvin Francis Tamie.

Namun, biaya penggunaan AI dan kapabilitas pemrosesannya yang makin murah membikin biaya nan dikeluarkan hanya 10 persen dari beberapa bulan lalu.

"Bukan hanya makin murah, tetapi dengan nilai nan makin murah, kemampuannya juga makin banyak," kata Alvin.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Contek China, Ini Syarat RI Majukan Industri AI Generatif Lokal

Next Article Seluruh Dunia Akhirnya Bersatu Agar Manusia Tak Diganti Teknologi AI

Selengkapnya