Harga Iphone Bakal Naik Gila-gilaan, Ini Sebabnya

Sedang Trending 5 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Tarif baru ekspor nan diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) dinilai bakal membikin peralatan produksi Apple ialah iPhone mengalami kenaikan harga. Hal itu lantaran bakal adanya perubahan lanskap perdagangan dunia dan barang-barang global.

Adapun, iPhone itu sendiri bisa jadi produk nan paling terpukul dan membebankan semuanya ke konsumen. Bahkan nilai naik gila-gilaan mencapai 30-40% ke pembeli.

Mengapa?

Faktanya, sebagian besar iPhone tetap dibuat di China nan terkena tarif hingga 54%. Para analis menilai, jika retribusi tersebut berlanjut, Apple mempunyai pilihan nan susah ialah menyerap biaya tambahan alias meneruskannya kepada pelanggan.

Di lain sisi, saham Apple juga ditutup turun 9,3% Kamis, mencapai hari terburuk mereka sejak Maret 2020. Adapun, Apple menjual lebih dari 220 juta iPhone per tahun nan mana pasar terbesarnya termasuk Amerika Serikat, China, dan Eropa.

Model iPhone 16 termurah diluncurkan di AS dengan nilai US$799 (sekitar Rp 13 juta). Tetapi bisa mencapai nilai US$1.142, per kalkulasi berasas proyeksi dari analis di Rosenblatt Securities, lantaran kenaikan 43% kepada konsumen.

Model lain, iPhone 16 Pro Max nan lebih mahal, dengan layar 6,9 inci dan penyimpanan 1 terabyte, saat ini dijual seharga US$1599. Namun nilai bisa melejit ke nyaris US$2300.

"Seluruh masalah tarif China ini bermain sekarang betul-betul bertentangan dengan angan kami bahwa ikon Amerika Apple bakal bersarung tangan anak-anak, seperti terakhir kali," kata Barton Crockett, analis di Rosenblatt Securities, dilansir Reuters, dikutip Jumat (4/4/2025).

Analis lain mencatat bahwa penjualan iPhone telah kandas di pasar utama perusahaan. Karena Apple Intelligence, serangkaian fitur nan membantu meringkas pemberitahuan, menulis ulang email, dan memberi pengguna akses ke ChatGPT, telah kandas untuk menggairahkan pembeli.

"Kami mengharapkan Apple untuk menunda kenaikan besar pada ponsel hingga musim gugur ini ketika iPhone 17-nya bakal diluncurkan, lantaran biasanya gimana Apple menangani kenaikan nilai nan direncanakan," kata analis ekuitas di CFRA Research Angelo Zino.

Sementara itu, menurut salah satu pendiri Counterpoint Research Neil Shah, Apple perlu meningkatkan harganya setidaknya 30% rata-rata untuk mengimbangi bea masuk.

"Matematika sigap kami tentang tarif Hari Pembebasan Trump menunjukkan bahwa ini dapat meledakkan Apple, berpotensi merugikan perusahaan hingga US$40 miliar," kata Crockett dari Rosenblatt Securities lagi.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: iPhone 16 Belum Bisa Masuk,Kemenperin Mau Apple Revisi Proposal

Next Article Apple Bikin Polisi Kelabakan, iPhone Makin Susah Dibobol

Selengkapnya