ARTICLE AD BOX
detikai.com
Minggu, 19 Jan 2025 05:15 WIB

Jakarta, detikai.com --
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa negaranya bisa tak melanjutkan perjanjian gencatan senjata dan tahanan nan semestinya dimulai pada Minggu (19/1) jika tak menerima daftar nama sandera nan bakal dibebaskan Hamas.
"Kami tidak bakal dapat melanjutkan kerangka perjanjian sampai kami menerima daftar sandera nan bakal dibebaskan, sebagaimana telah disepakati," kata Netanyahu dalam pernyataannya pada Sabtu (18/1) diberitakan CNN.
"Israel tidak bakal menoleransi pelanggaran perjanjian tersebut. Hamas bertanggung jawab sepenuhnya," ujar dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara Netanyahu menjelaskan Israel semestinya menerima daftar nama 33 sandera Hamas nan bakal dibebaskan pada tahap pertama gencatan senjata pada Sabtu pukul 16.00 waktu setempat.
Netanyahu mengatakan Israel berkuasa melanjutkan perang umpama perjanjian gencatan senjata dengan Hamas gugur. Dia bilang Presiden AS Joe Biden dan penggantinya Donald Trump sepakat mendukung Israel kembali perang jika Hamas tak mematuhi kesepakatan.
"Jika kami perlu kembali berperang, kami bakal melakukannya dengan langkah baru, dan kami bakal melakukannya dengan kekuatan besar," kata Netanyahu.
Israel dan Hamas pada Rabu (15/1) sepakat gencatan senjata dan pembebasan sandera. Ada tiga fase gencatan senjata, pertama berjalan selama 42 hari meliputi pembebasan sandera Hamas dan tahanan Palestina di Israel, Israel menghentikan serangan dan support kemanusiaan masuk ke Gaza.
Pada fase kedua para sandera nan tetap hidup bakal dibebaskan, kemudian ratusan tahanan Palestina di Israel dilepas. Israel juga bakal menarik semua pasukan dari Gaza pada fase ini.
Fase ketiga mencakup pengembalian jenazah dan sisa-sisa tubuh sandera serta memulai rencana rekonstruksi Gaza.
(fea/fea)
[Gambas:Video CNN]