ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta Empat jenazah korban kebakaran Gedung Glodok Plaza, Jakarta Barat, kembali ditemukan oleh Petugas pemadam kebakaran (damkar). Mereka nan ditemukan ini berada di lantai delapan gedung.
Plt Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Satriadi Gunawan mengungkap kesulitan dalam melakukan pemindahan korban.
"Ya jadi memang kesulitannya kan struktur gedung sudah tidak normal lagi. Jadi banyak gedung bahan material nan runtuh," ujar Satriadi kepada wartawan di lokasi, Jumat (17/1/2025).
Kemudian, kata Satriadi, banyaknya besi-besi di letak tersebut juga menjadi aspek alias mengganggu petugas pada saat mengevakuasi korban kebakaran.
"Dan ini saja kita tetap agak kewalahan arena struktur bangunannya sudah tidak stabil dan tumpuk timpahan alias rumtuhan itu," kata Satriadi.
"Kita kudu mengais alias menyisir lagi korban sampai dalam. Nah ini juga kenapa kok sampai lama betul kita melakukan evakuasi," pungkasnya.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta, Satriadi Gunawan, mengatakan jenazah korban nan ditemukan pada Jumat (17/1/2025) sebanyak empat orang.
"Ya, sampai dengan sore ini ya. Itu kita sukses mengevakuasi jumlahnya seluruhnya tujuh. Tujuh korban dan tadi baru saja ada dua korban nan kita evakuasi," kata Satriadi.
"Kemudian, kelak kita bakal kirim ke Humas Polri dan Kramatjati kelak bakal diidentifikasi. Karena memang secara bentuk sudah tidak lagi bisa kita identifikasi," sambungnya.
Ia menyebut, dua jenazah terakhir nan ditemukan sekira pukul 17.45 WIB. Seluruh jenazah ditemukan di lantai delapan Gedung Glodok Plaza.
"Posisi sudah tertimpa dan sudah menyatu dengan bahan material nan terbakar. Wah, sudah tidak bisa diprediksi (berapa persen kondisi jenazah) hanya tinggal kepala saja," pungkasnya.
Korban lenyap dalam kebakaran Glodok Plaza Jakarta Barat bertambah menjadi 13 orang dari sebelumnya delapan orang. Hingga Kamis malam tadi ada tiga dari empat jenazah nan ditemukan sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri. Sementara pemindahan satu jenaz...
RS Polri Andalkan DNA untuk Identifikasi Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza
Diberitakan sebelumnya, RS Bhayangkara Polri Kramat Jati Jakarta Timur telah menerima lima kantong jenazah korban kebakaran di Gedung Glodok Plaza. Kondisi jasad nan tidak mudah dikenali membikin petugas mengandalkan DNA family untuk proses identifikasi.
"Kemungkinan besar kita pakai pemeriksaan DNA untuk mengidentifikasi jenazah nan menjadi korban kebakaran. Sudah sejak pagi tadi kita lakukan," ujar Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati Brigjen Prima Heru Yulihartono, Jumat (17/1/2025).
Menurut Prima, selain susah dikenali secara fisik, kondisi jenazah juga tidak utuh akibat kebakaran Glodok Plaza. Sebab itu, family dapat memberikan sampel DNA, hingga rekam sidik jari dan info gigi.
"Kondisi jenazah lantaran terbakar dahsyat jadi perlu proses pendalaman untuk identifikasi," jelas dia.
Adapun proses identifikasi melalui DNA setidaknya menyantap waktu sepekan, dimulai dari autopsi hingga pemeriksaan sampel.
"Pemeriksaan autopsi dulu biasanya bekerja sama dengan Biro Laboratorium Pusdokkes di bagian laboratorium DNA, lantaran kita membujuk dari laboratorium DNA untuk pengambilan sampel, dari situ baru dilakukan pemeriksaan," Prima menandaskan.
RS Polri Minta Keluarga Korban Kebakaran Glodok Plaza Lapor ke Posko Ante Mortem
Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri Kramat Jati meminta pihak nan merasa kehilangan personil family usai peristiwa kebakaran Glodok Plaza untuk datang ke Posko Ante Mortem. Nantinya bakal ada pengambilan sampel DNA dan lainnya demi mendukung proses identifikasi korban meninggal dunia.
"Jadi ada delapan family nan sudah melaporkan ke posko orang hilang, Posko Ante Mortem. Kami harapkan semakin banyak laporan, kami bakal semakin mengumpulkan info ante mortem sebanyak-banyaknya," tutur Kepala Bidang Pelayanan Kedokteran Kepolisian (Kabid Yandokpol) RS Polri Kombes Hery Wijatmoko kepada wartawan, Jumat (17/1/2025).
"Sehingga kami bisa segera mencocokkan hasil temuan ante mortem tadi dengan info post mortem nan saat ini sedang kita lakukan pemeriksaan di bilik jenazah," sambungnya.
Hery menyebut, diharapkan pihak nan datang pun merupakan family langsung, seperti orang tua, bapak, ibu, alias anak. Dengan begitu, pengambilan sampel untuk pemeriksaan DNA korban dapat segera dilakukan.
"Kemudian kita juga perlu support data-data, misalnya dari temannya juga bisa, misalkan pada waktu kejadian temannya keluar, nah dia enggak keluar, nah itu bisa menjadi tambahan info untuk memastikan," jelas dia.
Adapun dari delapan family nan datang telah datang ke Posko Ante Mortem, baru dua saja nan sukses diambil sampel DNA. Sementara nan lainnya merupakan kerabat jauh dan lainnya.
"Misalnya jika korbannya anak, berfaedah nan diambil ibu bapaknya DNA-nya. Kemudian kelak itu jika sudah bisa alias memang tidak bisa kita direct sampel langsung, misal baju-baju nan belum dicuci, topi, kaos kaki, dan sebagainya itu juga bisa. Tapi kita upayakan nan ada dulu," Hery menandaskan.
Reporter: Nur Habibie
SUmber: Merdeka.com