Gubernur Koster Sentil Ormas Berkedok Preman Rusak Citra Wisata Bali

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Gubernur Bali, I Wayan Koster menegaskan bahwa Bali menolak kehadiran organisasi masyarakat (Ormas) nan berkedok premanisme. Awalnya, Koster menegaskan penyelenggaraan keamanan dan ketertiban di Bali sudah ditangani oleh kepolisian dan TNI.

Bali juga menurut Koster telah mempunyai Sistem Pengamanan Lingkungan Terpadu Berbasis Desa Adat alias Sipandu Beradat dan Bantuan Keamanan Desa Adat (Bankamda), terdiri dari unsur Pecalang, Linmas, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa.

Menurut Koster, dengan keberadaan abdi negara negara dan lembaga berbasis adat, penanganan keamanan dan ketertiban di Wilayah (Wewidangan) Desa Adat se-Bali sudah terbukti sangat memadai apalagi bisa menangani keamanan kegiatan-kegiatan berskala internasional. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh lantaran itu, Bali tidak memerlukan kehadiran ormas nan berkedok menjaga keamanan, ketertiban, dan sosial dengan tindakan premanisme, tindak kekerasan, dan intimidasi masyarakat, sehingga menimbulkan ketegangan di tengah-tengah masyarakat Bali nan sudah sangat kondusif," ujarnya saat konvensi pers di Jayasabah, Denpasar, Bali, Senin (12/5).

"Kehadiran ormas seperti ini justru bakal merusak gambaran pariwisata Bali, nan dikenal sebagai lokasi wisata bumi nan paling kondusif dan nyaman dikunjungi," tambahnya.

Ia menambahkan pihaknya sudah sepakat mengambil sikap untuk menindak dengan tegas ormas nan melakukan tindakan premanisme dan kejahatan serta meresahkan masyarakat.

"Tindakan tegas tersebut sangat diperlukan dalam rangka mewujudkan kehidupan masyarakat Bali nan tertata, tertib, aman, nyaman, damai, sejahtera, dan bahagia," kata Koster.

Menurut Koster, hingga saat ini sudah ada 298 ormas nan mempunyai Surat Keterangan Terdaftar (SKT) di Bali. Ia menegaskan punya kewenangan untuk tidak menerbitkan SKT ormas dengan pertimbangan kondisi di wilayah Provinsi Bali.

"Ormas yang belum diakui tidak dapat melakukan aktivitas operasional di wilayah Bali," ungkapnya.

Ia juga menggarisbawahi selama ini, penduduk pendatang alias perantauan di Bali sangat baik membentuk wadah paguyuban, seperti Paguyuban Sunda, Paguyuban Banyuwangi, Paguyuban Minang, Paguyuban Batak, dan sejenisnya untuk mengembangkan suasana kekeluargaan dan keakraban.

"Saya sangat mengapresiasi, menyambut baik, dan mendukung penuh aspirasi masyarakat Bali nan menolak munculnya ormas nan terindikasi melakukan tindakan premanisme dan kriminalitas, serta meresahkan di bumi Bali," ujarnya.

Sebelumnya, Koster menolak ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya di Bali. Koster menegaskan Pemprov Bali berkuasa untuk menolak ormas buatan Hercules itu.

"Tidak bakal diterima, pemerintah wilayah berkuasa menolak. Sesuai kebutuhan dan pertimbangan di daerah," jelasnya.

(kdf/dal)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya