ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Untuk pertama kalinya selama melatih Manchester City, Pep Guardiola hanya jadi penonton di babak 16 besar Liga Champions. Meski begitu, manajer asal Spanyol itu tak merasa kecewa lantaran dia mengakui timnya tak tampil cukup bagus musim ini.
Di musim ini, langkah City di Liga Champions terhenti di babak playoff usai kalah agregat 3-6 dari Real Madrid. Hasil itu melanjutkan kiprah jelek di fase grup, ketika mereka hanya finis di urutan 22 dengan 11 poin usai meraih tiga kemenangan dari delapan laga.
Capaian City musim ini di Eropa menjadi nan terburuk dalam sembilan tahun terakhir, alias sejak Guardiola duduk di bangku manajer menggantikan Manuel Pellegrini pada 2016 silam. Mereka sebelumnya selalu menjadi kandidat juara, apalagi sukses memenanginya pada 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekarang Guardiola hanya bisa menyaksikan sisa Liga Champions musim ini dari layar kaca alias tribune penonton, bukan lagi duduk di bench sebagai peserta. Baginya itu perihal nan tabu.
"Itu tidaklah menyakitkan. Saya tidak kecewa. Kami memang tidak layak berada di sana. Saya hanya penonton nan mau belajar dan menikmati. Ada tim-tim dahsyat seperti Atlético, Liverpool nan sudah tersingkir," ujar Guardiola pada Jumat (14/3) seperti dikutip ESPN.
"Kompetisi ini, apa nan terjadi dengan Julián (Alvarez) dan Atlético. Setipis itu marginnya. Bisakah Anda membayangkan tersingkir dari Liga Champions dengan langkah seperti itu?"
"Tidak seorang pun kudu menjelaskan kepada saya sungguh istimewanya (Liga Champions), tetapi musim ini kami tidak layak berada di sana. Di musim ini, kami layak berada di sofa dengan segelas anggur. Semoga kami bisa tampil lebih baik, lolos ke musim depan," minta Guardiola.
(adp/bay)