Gempa Megathrust Hantui Ri, 'kekuatan' Ai Jadi Penolong?

Sedang Trending 12 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Bencana alam merupakan peristiwa tak terduga. Saat ini muncul kekhawatiran potensi gempa megathrust nan menakut-nakuti wilayah Indonesia disebut tinggal menunggu waktu.

Hal tersebut diperkuat oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono beberapa waktu lalu.

BMKG memperingatkan ada 2 area megathrust nan perlu diwaspadai. Masing-masing adalah megathrust Selat Sunda dan megathrust Mentawai-Siberut. Pasalnya, 2 area itu sudah lama tak mengalami gempa alias seismic gap, ialah berabad-abad. Biasanya, gempa besar mempunyai siklus sendiri dalam rentang hingga ratusan tahun.

Dalam rangka memitigasi akibat gempa megathrust, musibah tersebut sekarang dapat terdeteksi lebih awal melalui teknologi kepintaran buatan (AI).

Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. mengembangkan sistem peringatan awal gempa bumi berbasis Distributed Acoustic Sensing (DAS), penemuan berbasis AI nan memanfaatkan kabel optik bawah laut untuk memantau aktivitas seismik secara real-time.

Dengan mengandalkan prasarana kabel optik bawah laut milik Telkom nan terbentang dari Sabang hingga Merauke, sistem ini bisa mendeteksi gelombang primer (P-wave), sinyal awal sebelum gelombang sekunder nan merusak (S-wave) datang.

Sistem ini dapat memberikan peringatan beberapa detik hingga menit sebelum guncangan utama terjadi, sehingga dapat memberikan waktu nan sangat krusial untuk pemindahan dini.

Pemrosesan info dilakukan secara real-time dan terintegrasi dengan sistem geospasial, memungkinkan respons kebencanaan nan lebih sigap dan terkoordinasi.

"Teknologi ini memberikan solusi nan cepat, presisi, dan bisa menjangkau area rawan nan selama ini minim pemantauan," ujar Kuwat Triyana personil tim peneliti UGM, dikutip dari keterangannya di laman resmi UGM, dikutip Minggu (15/6/2025).

Mantan President Director PT Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah, mengatakan penggunaan kabel optik sebagai komponen penemuan juga dapat meningkatkan ketahanan aset nasional nan vital dari beragam akibat alam.

Ririek menambahkan bahwa pemanfaatan kabel optik nan sudah ada membikin sistem ini efisien dan mudah dikembangkan. Jalur kabel optik Telkom disebut telah melintasi di beragam area subduksi aktif di wilayah selatan Jawa, Nusa Tenggara, dan pantai barat Sumatra.

"Tanpa perlu pemasangan sensor baru, sistem ini dapat menjangkau area laut dalam nan sebelumnya belum tercakup oleh sistem peringatan konvensional," ujar Ririek.

Saat ini, sistem penemuan DAS tengah dalam tahap uji coba di area Pantai Selatan Jawa dan bakal diperluas ke wilayah rawan lainnya. UGM dan Telkom juga tengah merancang protokol kolaboratif agar info dapat diakses terbuka untuk riset dan kebijakan publik.

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat sistem nasional dalam menghadapi musibah secara lebih terpadu dan responsif.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Telkom Ngebut Garap AI 2025, Bos Digital Ungkap Rencananya

Selengkapnya