ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Pasar saham Amerika Serikat kacau dan mengalami gejolak luar biasa pada Senin (7/4/2025). Ini terjadi setelah sebuah tweet tiruan menyebut bahwa Presiden AS, Donald Trump, mempertimbangkan untuk menunda tarif baru selama 90 hari.
Informasi tiruan sempat membikin nilai pasar saham melonjak tajam sebesar US$2,4 triliun (sekitar Rp40,4 triliun) hanya dalam 15 menit sebelum kembali anjlok, demikian dikutip dari Daily Mail, Rabu (9/4/2025).
Kejadian ini bermulai dari wawancara Kevin Hassett, penasihat ekonomi Gedung Putih (National Economic Council), di stasiun televisi Fox News pada Senin pagi waktu AS.
Hassett ditanya soal kemungkinan Presiden Donald Trump menangguhkan tarif jual beli selama 90 hari, Hassett menjawabnya dengan pernyataan agak ambigu, dia mengatakan: "Saya rasa Presiden bakal memutuskan sendiri".
Kebingungan makin menjadi saat sebuah tweet nan viral di platform X mengutip pernyataan Hassett secara keliru.
Postingan pertama nan menyebarkan rumor tersebut datang dari akun finansial terverifikasi berjulukan "Hammer Capital", pada Senin pagi.
"HASSETT: TRUMP SEDANG MEMPERTIMBANGKAN PENUNDAAN TARIF SELAMA 90 HARI UNTUK SEMUA NEGARA KECUALI CHINA." demikian tulis akun @yourfavorito.
Sontak, penanammodal memborong saham, menyebabkan lonjakan mendadak di pasar. CNBC International apalagi membacakan berita tersebut secara langsung. Namun euforia tak memperkuat lama. Gedung Putih segera menjelaskan bahwa berita itu tidak betul dan menyebutnya sebagai "berita palsu."
Reaksi pasar pun seketika berbalik arah. Harga saham kembali turun dan pasar menjadi tidak stabil selama sekitar satu jam sebelum akhirnya ditutup relatif datar.
Gejolak ini mengakibatkan kekhawatiran bakal terulangnya "Black Monday" 1987. Di media sosial X, tagar "Black Monday" pun menjadi trending topik.
Kekhawatiran meningkat tidak hanya di AS, tetapi juga menyebar ke pasar Asia dan Eropa. Bursa Hong Kong jatuh 13,2 persen, sebuah penurunan terburuk dalam nyaris 30 tahun. Sementara Tokyo turun 8 persen.
Menurut Rick Meckler dari Cherry Lane Investments, masalah utama pasar adalah kebijakan perdagangan pemerintahan Trump nan justru memperburuk ketidakpastian ekonomi global.
Gejolak ini mencerminkan sungguh sensitifnya pasar terhadap rumor, terutama di tengah ketidakpastian kebijakan ekonomi dan perdagangan. Sebuah info tiruan saja dapat menyebabkan triliunan dolar bergerak dalam hitungan menit.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Ramai #KaburAjaDulu, Bentuk Sikap Kritis dan Sindiran Anak Muda RI?
Next Article Perempuan Ini Mengaku Kebal Elon Musk, Diserbu Netizen