Gaduh Blackmores 'beracun' Di Australia, Bpom Ri Angkat Bicara

Sedang Trending 5 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX
Jakarta -

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) memastikan Blackmores nan diduga memicu masalah saraf lantaran tinggi dosis vitamin B6, tidak terdaftar di Indonesia. Dua produk nan belakangan ramai dikaitkan potensi toxic di Australia adalah Blackmores Super Magnesium+ dan Ashwagandha+.

Pantauan detikaicom dalam laman Cek BPOM dengan keyword Blackmores, berikut beberapa produk nan terdaftar di Indonesia, dengan registrasi Kalbe Blackmores Nutrition:

  • Blackmores Lacta Well
  • Blackmores Koalakids Eye Shield
  • Blackmores Ultimate Omega Odourless
  • Blackmores Bio D3 1000 IU
  • Blackmores Garlic Oil
  • Blackmores Ultimate Vibrant Skin
  • Blackmores multivitamin + mineral with habbatussauda
  • Blackmores Immunie Chewable
  • Blackmores Ultra Refined Habbatussauda Oil
  • Blackmores Fish Oil 1000 Odourless

Daftar selanjutnya bisa dicek DI SINI.

BPOM RI dalam keterangan resminya, mengimbau masyarakat untuk sementara waktu mengonsumsi produk nan sudah berizin edar di Indonesia.

"Produk nan ini tidak terdaftar, jadi beda dengan produk di Indonesia. Ini unik di Australia saja. Masyarakat diimbau untuk pakai nan sudah terdaftar di Indonesia," demikian imbauan BPOM dalam keterangan tertulis nan diterima detikaicom Selasa (22/7/2025).

Pihak BPOM RI juga disebut tetap terus berkoordinasi dengan Therapeutic Goods Administration (TGA), otoritas izin obat dan suplemen di Australia. Mengingat, belum ada penindakan lebih lanjut termasuk penarikan menyikapi kasus ini.

Sebelumnya diberitakan, salah satu penggugat class action, Dominic Noonan-O'Keeffe mulai mengonsumsi dua produk Blackmores, ialah Super Magnesium+ dan Ashwagandha+, pada Mei 2023.

Ia tidak menyadari kedua suplemen tersebut mengandung kadar vitamin B6. Kadarnya disebut mencapai 29 kali lipat lebih tinggi dari asupan harian nan direkomendasikan.

Walhasil, pada Agustus 2023, Dominic mulai mengelukan indikasi kelelahan ekstrem, sakit kepala, hipersensitivitas terhadap rangsangan lingkungan, hingga tegang otot, nyeri saraf (neuralgia), debar jantung tidak beraturan (palpitasi), gangguan penglihatan, serta hilangnya sensasi di tubuh. Kondisinya makin memburuk hingga mengganggu konsentrasi, tidur, apalagi keahlian berjalan.

Saksikan Live DetikPagi:


Tim medis kemudian menyebut Dominic mengalami neuropati, kerusakan pada sistem saraf nan diduga kuat disebabkan oleh akumulasi vitamin B6 dari konsumsi suplemen tersebut. Meski dia menghentikan konsumsi produk pada Februari 2024, indikasi masalah saraf nan dialaminya diklaim tetap terus berjalan hingga kini.

Firma norma Polaris Lawyers nan mewakili para penggugat menyatakan bahwa mereka tengah menyelidiki lebih lanjut dugaan akibat jangka panjang dari konsumsi vitamin B6 dosis tinggi nan dijual bebas melalui produk Blackmores. Mereka menyoroti kebenaran banyak suplemen di pasaran mengandung kadar B6 nan melampaui periode kondusif konsumsi harian.

"Sangat mengkhawatirkan memandang begitu banyak produk di rak toko obat mengandung vitamin B6 dalam dosis tinggi nan berpotensi toksik," tulis mereka dalam pernyataan resmi.

Sementara Blackmores memastikan sudah mengikuti izin TGA sebelum akhirnya suplemen bebas dijual. Pihaknya terbuka dengan tinjauan TGA mengenai kemungkinan produk tersebut kudu dipindahkan dari kategori over-the-counter menjadi hanya bisa dibeli melalui apoteker.

Saksikan Live DetikPagi:

Simak Video "Detikcom Leaders Forum x BPOM: Diskusi Pemahaman Membaca Label Nutrisi"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)


Selengkapnya