ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Pada awal bulan Ramadan, suasana di pusat perbelanjaan tampak lebih sunyi dibandingkan hari-hari biasa dan Ramadan pada tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan pantauan detikai.com, pada beberapa mal di wilayah pusat dan selatan Jakarta situasinya tampak sepi.
Jika memandang Data Mandiri Spending Index (MSI), nilai shopping masyarakat terjadi perlambatan di satu minggu menjelang Ramadan ialah ke 236,2. Pola ini merupakan anomali lantaran tidak terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Mandiri Spending Index (MSI) nan menurun jelang Ramadhan terakhir kali terjadi pada Maret 2020 alias lima tahun nan lampau dengan nilai 58.
Para bankir pun buka bunyi mengenai kondisi ini. Mereka mengakui bahwa kejadian daya beli memang tetap melanda masyarakat RI.
Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP), Johannes Husin mengatakan bahwa kondisinya saat ini, shopping pemerintah dan konsumsi domestik Indonesia dan negara-negara lain menurun. Ia berambisi berharap mendekati Hari Raya Idul Fitri, bakal ada peningkatan daya beli masyarakat.
"Kita memang sudah memandang trend [daya beli masyarakat menurun] ini sejak beberapa bulan lampau juga, dan memang kondisi pasaran ini memang menunggu. Jadi saat ini untuk negara kita, pemilu sudah selesai, hari raya bakal datang, ada peningkatan mengenai perihal tersebut," ujar Johannes saat Paparan Publik Tahunan di OCBC Tower, Kamis (20/3/2025).
Untuk mengatisipasi keadaan ini, dia mengatakan OCBC Indonesia menyiapkan beragam program-program promosi agar pertumbuhan biaya pihak ketiga (DPK), tetap dapat bertumbuh. Sehingga aktivitas shopping masyarakat dapat meningkat, termasuk transaksi shopping online.
Sementara untuk shopping secara langsung di merchant, Johannes meyakini bakal kembali bergairah usai masa liburan panjang dan terjadi pemotongan suku kembang acuan.
Untuk nan offline juga sama, jadi kami tetap optimis ke depannya sesudah kita selesai liburan panjang, mudah-mudahan ekonomi bumi juga agak positif, misalnya potongan suku kembang itu bisa membantu domestic consumption kita juga," terangnya.
PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) juga mengakui aktivitas shopping masyarakat di bulan Ramadan ini kian sepi, berbeda dengan periode-periode sebelumnya. Menurut Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan, terlihat simpanan masyarakat juga "mengetat" nan membikin mereka enggan untuk belanja.
"Kami memandang tidak terlihat lonjakan shopping di Ramadan ini, nan biasanya terjadi. Jadi kelihatannya daya beli lemah. Terlihat juga dengan likuiditas tabungan masyarakat nan sangat ketat. Sehingga terlihat ada pengetatan ikat pinggang untuk shopping secara natural," ujar Lani.
Ia menyebut lesunya aktivitas shopping masyarakat ini terjadi secara keseluruhan baik secara langsung di merchant maupun secara online.
"Betul [ada pengetatan shopping baik offline maupun online] Bukan penurunan, per se tapi relatively flat di festive season, artinya memang keahlian menurun," terang Lani.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Daya Beli Turun Jadi Penghambat Bisnis Pembiayaan 2025
Next Article Bukti Daya Beli Makin Parah, Warga RI Rajin Ngutang Pakai Pay Later