ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com --
Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata nan bakal mulai bertindak besok, Minggu (19/1). Ini membuka jalan agresi pasukan pemerintahan Benjamin Netanyahu di Palestina bisa berakhir.
Gencatan senjata itu nantinya mencakup tiga fase. Di fase pertama gencatan bakal bertindak 42 hari termasuk pembebasan sandera, penghentian serangan hingga lebih banyak support kemanusiaan nan masuk ke Gaza.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fase kedua bermaksud mengakhiri perang dan fase ketiga pemulangan jenazah maupun sisa-sisa tubuh sandera serta penerapan rencana rekonstruksi Gaza.
Berikut fakta-fakta gencatan senjata nan disepakati Israel-Hamas:
1. Kabinet Israel setuju gencatan
Pemerintah Israel akhirnya menyetujui gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera dalam rapat pada Jumat (17/1) malam waktu setempat.
Kantor Perdana Menteri Israel dalam rilis resmi menyatakan kabinet menteri nan berisi 33 orang menyetujui gencatan senjata usai debat berjam-jam, demikian dikutip CNN.
Keputusan tersebut menandakan kesepakatan gencatan senjata bisa mulai bertindak besok, Minggu (19/1).
2. 95 tahanan Palestina bakal dibebaskan
Kementerian Kehakiman Israel merilis daftar 95 tahanan Palestina nan bakal dikembalikan saat gencatan senjata berlaku
Namun, mereka mencatat pembebasan tahanan itu berjuntai persetujuan pemerintah Israel.
"Dan tidak bakal dilakukan sebelum Minggu pukul 16.00 (waktu setempat)," demikian menurut Kementerian Kehakiman.
3. 101 penduduk Gaza tewas dibom Israel sejak deal gencatan
Sebanyak 101 penduduk Gaza tewas gegara serangan Israel setelah tim negosiasi sepakat gencatan senjata di Doha, Qatar pada Rabu (15/1).
Jumlah itu merupakan akumulasi korban tewas dari Rabu hingga Jumat (17/1). Serangan Israel menargetkan Al Mawasi dan rumah masyarakat di Jabalia Gaza Utara.
4. PA siap tanggung jawab penuh di Gaza
Presiden Otoritas Palestina (Authority Palestine/PA) Mahmoud Abbas menyatakan siap bertanggung jawab penuh di Gaza usai Israel-Hamas gencatan senjata.
"Pemerintah Palestina, di bawah pengarahan Presiden Abbas, telah menyelesaikan semua persiapan untuk mengemban tanggung jawab penuh di Jalur Gaza, dengan tim administratif dan keamanannya sepenuhnya siap untuk memenuhi tugas mereka," demikian rilis resmi kepresidenan Palestina, dikutip CNN.
PA, lanjut mereka, siap memfasilitasi masyarakat untuk kembali ke rumah mereka, memulihkan jasa air dan listrik, mengelola penyeberangan dan mengawasi upaya rekonstruksi.
Sejak 2007, Gaza dikendalikan Hamas dan PA memerintah sebagian wilayah Tepi Barat nan diduduki Israel.
5. Menteri Israel tolak gencatan
Sebelum rapat pada Jumat, kabinet pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sempat menggelar pertemuan untuk membahas gencatan pada Kamis.
Namun, dalam pertemuan itu kabinet Netanyahu pecah, dua menteri menyatakan secara terbuka menentang gencatan.
Menteri Keuangan sekaligus politikus sayap kanan Bezalel Smotrich menyebut kesepakatan ini sebagai "kesepakatan jelek dan rawan bagi keamanan Negara Israel."
Smotrich apalagi menakut-nakuti bakal mundur dari kabinet Netanyahu jika gencatan senjata disetujui.
Selain dia, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir turut menolak gencatan senjata. Politikus sayap kanan ini menyebut kesepakatan tersebut sebagai bencana.
(isa/end)