Fakta-fakta Lg Didepak Dari Proyek Baterai Rp 164 T

Sedang Trending 6 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Perusahaan Korea Selatan LG dikabarkan mundur dari proyek baterai kendaraan listrik senilai US$ 9,8 miliar alias sekitar Rp 164 triliun (kurs Rp 16.800/US$) di Indonesia.

Konsorsium nan meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp dan mitra lainnya bakal bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan BUMN dalam proyek baterai.

Kerja sama mencakup pengadaan bahan baku, produksi prekursor, bahan katode, hingga pembuatan sel baterai. Namun, Pemerintah Indonesia buka bunyi meluruskan berita mundur tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut fakta-faktannya:

(1) Bukan mundur, tapi didepak

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengatakan LG bukan hengkang, melainkan didepak dari proyek baterai kendaraan listrik.

Pemerintah meminta agar LG keluar dari proyek tersebut. Rosan menjelaskan perihal itu dilakukan usai Kementerian ESDM nan dipimpin Bahlil Lahadalia memberikan surat resmi untuk LG soal permintaan keluar dari proyek ekosistem baterai listrik Rp 164 triliun. Surat itu, kata Rosan, dikirimkan Bahlil secara langsung ke LG pada tanggal 31 Januari 2025.

Alasannya, pemerintah menilai LG terlalu lama dalam proses negosiasi proyek daripada merealisasikan investasinya tersebut. Bila dihitung sejak kesepakatan awal proyek ini nan sudah dilakukan sejak 2020, sudah lima tahun sendiri LG tak kunjung merealisasikan investasinya.

"Selama ini dikatakan dari sana memutus, sebetulnya lebih tepatnya dari kami nan memutus. Itu berasas surat resmi tertanggal 31 Januari 2025, diterbitkan oleh Kementerian ESDM. Kenapa? Karena memang negosiasi ini melangkah terlalu lama, kita mau semua melangkah dengan baik dan cepat," beber Rosan di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (23/4/2025).

"Karena negosiasi sudah berjalan 5 tahun, nggak mungkin kan proyek itu melangkah lama gitu kan, maka dikeluarkan sama pak bahlil dikirimkan Pak Bahlil ke LG Chem dan LG Energy Solution," katanya melanjutkan.

(2) Huayou Gantikan LG

Di sisi lain, sejak akhir 2024, perusahaan asal China, Huayou menyatakan minat untuk masuk ke dalam proyek besar EV Battery nan dikembangkan di Indonesia. Maka dari itu, setelah LG diminta mundur dari proyek akbar itu, Huayou diajak berasosiasi untuk menggantikan posisi LG.

"Karena memang dari Huayou juga berkeinginan untuk berinvestasi, lantaran mereka teknologi juga sudah ada. Mereka nan bakal me-replace posisi LG," sebut Rosan.

Di sisi lain, Huayou sendiri sebetulnya selama ini sudah merealisasikan investasi pada bagian nan sama di Indonesia, tepatnya di sisi industri pengolahan nikel. Huayou pun sudah menyumbangkan biaya besar untuk investasi di Indonesia dan punya komitmen untuk menambah investasi.

Huayou juga sudah mengerti arah hilirisasi industri Indonesia dan mempunyai sumber daya nan mumpuni untuk masuk ke dalam proyek akbar baterai kendaraan listrik. Ini jadi argumen pemerintah memilih Huayou menggantikan LG.

"Huayou ini juga sudah investasi di indonesia sebelumnya di bagian nan sama juga. Maka jika ditanya kenapa Huayou? Karena mereka sudah investasi sebelumnya dan sudah jauh lebih besar, sudah ada di. Mereka paham, mengerti dan sudah ada resources untuk kembangkan ini ke depannya maka Huayou masuk gantikan LG," terang Rosan.

(hal/hns)

Selengkapnya