Erick Thohir Pede Bumn Aman Meski Rupiah Sentuh Rp20 Ribu Per Dolar As

Jakarta, detikai.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyoroti perang tarif nan diusung oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Namun, Ia optimis perusahaan-perusahaan pelat merah kebal terhadap guncangan geopolitik dan perekonomian global.

Menurutnya, meskipun mata duit Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menyentuh level 20.000, perusahaan BUMN tetap berfundamental kuat.

"Insya Allah sampai perubahan dolar 20 ribu kita Insya Allah tetap kuat. Kita nggak mau 20 ribu, hanya jika sampai.. dengan keahlian nan terjadi hari ini revenue, balance thread, profitabilitas semua kita lihat tetap ya tentu nan sehat 16.000, nan 20.000 yg sesak napas. Cuma kondisi test stress terakhir jika sampai 20.000 kita dalam keadaan yg tetap baik," ujarnya saat rapat dengan Komisi VI di gedung DPR RI Jakarta, Selasa (20/5).

Erick memaparkan, rasa optimisme tersebut lantaran pihaknya telah melakukan stress test pada 10 perusahaan nan terdeteksi terdampak tarif respirokal tersebut.

"Untuk concern kepada kami dengan situasi perdagangan kita dengan adanya tarif (AS), untuk test stress kita sudah jalankan dari 10 perusahaan yg kita deteksi," ungkapnya

Menurutnya, hingga saat ini belum ada akibat nan signifikan pada perusahaan-perusahaan BUMN seperti Himbara, Telkom, MIND ID, hingga Pertamian.

"Semua dalam kondisi hasil test stressnya baik. Apalagi jika kita lihat tarif ini kan belum berlaku, tapi jika sampai pun bertindak dari hasil test stres kita impact-nya tidak sedalam nan pernah kita takutkan," ungkapnya.

Erick mengungkapkan, untuk membahas mengenai stress test ini, Ia meminta rapat dilaksanakan tertutup lantaran info nan diungkapkan sensitif.

"Kalau test stress lantaran ini info internal, kita bisa berikan secara tertutup kepada ketua untuk kelak bisa dibicarakan lantaran ini info yg tertutup, minta maaf bukan kita tidak membuka datanya," pungkasnya.

(ayh/ayh)

Next Article Erick Minta Garuda Cs Bikin Road Map 6 Bulan,Termasuk Rencana Merger