ARTICLE AD BOX
tim | detikai.com
Minggu, 19 Jan 2025 11:30 WIB

Jakarta, detikai.com --
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan potensi Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina.
Dalam pidato di kongres partainya pada Sabtu (18/1), Erdogan mengatakan Israel punya riwayat melanggar kesepakatan gencatan senjata di masa lalu.
Oleh karena itu, dia meminta masyarakat internasional memantau ketat penyelenggaraan gencatan senjata di Gaza guna mencegah pelanggaran nan berpotensi dilakukan Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Israel, khususnya (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu, punya riwayat melanggar gencatan senjata nan signifikan, perihal ini tidak boleh dibiarkan untuk saat ini," kata Erdogan di Adana, seperti dikutip Anadolu Agency.
Menurut Erdogan, seluruh pelaku kejahatan di Palestina kudu dimintai pertanggungjawaban. Ia mengutuk keras serangan Israel di Gaza selama 467 hari terakhir, nan telah menyebabkan lebih dari 47 ribu orang meninggal dunia.
"Upaya kami untuk meminta pertanggungjawaban pada para pelaku perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan satu per satu bakal terus ditingkatkan," tegas dia.
Ia juga memastikan Turki bakal mengerahkan segala langkah untuk menyembuhkan luka di Gaza selama periode gencatan senjata.
Hamas dan Israel akhirnya gencatan senjata usai tim negosiasi mencapai kesepakatan pada Rabu. Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga telah menyetujuinya dalam pemungutan bunyi kabinet pada Jumat (17/1).
Gencatan senjata Hamas-Israel ini terbagi dalam tiga fase. Fase pertama berjalan selama 42 hari, meliputi pertukaran sandera Hamas dan Palestina, penghentian serangan, hingga pengiriman lebih banyak support kemanusiaan ke Gaza.
Fase kedua rencananya bakal mulai dinegosiasikan di hari ke-16 gencatan senjata, nan diharapkan bisa mengakhiri perang dan mendorong gencatan senjata permanen. Pada tahap ini, para sandera nan tetap hidup bakal dibebaskan dan sebagai imbalan, ratusan tahanan Palestina di Israel bakal dilepas. Fase itu juga mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Fase ketiga sementara itu bakal memulangkan jenazah dan sisa-sisa tubuh sandera serta mengimplementasikan rencana rekonstruksi Gaza.
(blq/pta)