Eks Presiden Duterte Dibawa Ke Belanda Pakai Private Jet Gulfstream

Sedang Trending 2 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Rabu, 12 Mar 2025 16:35 WIB

Eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte dibawa ke markas International Criminal Court (ICC) menggunakan private jet alias jet pribadi Gulfstream. Eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte dibawa ke markas International Criminal Court (ICC) menggunakan private jet alias jet pribadi Gulfstream. (Foto: dok gulfstream)

Jakarta, detikai.com --

Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dibawa ke markas Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) menggunakan private jet alias jet pribadi Gulfstream.

Media lokal GMA Network melaporkan Duterte menaiki Gulfstream G550 untuk melakukan perjalanan ke markas ICC di Den Haag, Belanda, pada Selasa (11/3) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Situs pencarian pesawat flightradar.com mencatat jet pribadi itu transit di Bandara Internasional Al Maktoum Dubai pada Rabu (12/3) pukul 04.03 waktu setempat.

Setelah lebih dari satu jam singgah, Gulfstream pun terbang ke Bandara Den Haag Rotterdam dan tiba sekitar pukul 14.00 siang waktu setempat.

Duterte ditangkap kepolisian Filipina di Bandara Ninoy Aquino Manila pada Selasa (11/3).

Penangkapan itu berangkat dari surat perintah penangkapan ICC. ICC telah memburu Duterte imbas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan nan dilakukannya selama melancarkan operasi antinarkoba di masa pemerintahannya.

Operasi itu diyakini menewaskan hingga 30.000 orang, nan merupakan tersangka pengguna maupun pengedar narkoba.

Pasca Duterte diterbangkan ke Belanda, putrinya nan juga wakil presiden Filipina saat ini, Sara Duterte, langsung menyusul sang ayah ke Den Haag.

Dalam pernyataan resmi, Kantor Wakil Presiden Filipina menyatakan Sara berangkat ke Belanda pada hari ini, Rabu (12/3) sekitar pukul 07.40 waktu setempat.

Sara menggunakan penerbangan Emirates no. EK 337 dengan tujuan Amsterdam, demikian dikutip Inquirer.

Sejak awal, Sara telah menyatakan bahwa penangkapan ayahnya adalah penindasan dan penghinaan. Ia apalagi menyebut hak-hak dasar Duterte diabaikan selama penangkapan dilakukan.

"Sejak dia dibawa pagi ini, dia belum dibawa ke hadapan otoritas peradilan nan kompeten untuk menegaskan hak-haknya dan mengizinkannya memanfaatkan keringanan nan disediakan oleh hukum," kata Sara.

(rds/blq)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya