ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Para bankir memilih untuk tetap berhati-hati dalam menyeleksi penyaluran angsuran di kuartal pertama tahun ini. Ini sesuai dengan Survei Perbankan Triwulan IV-2024 Bank Indonesia (BI), nan memperkirakan penyaluran angsuran perbankan RI di triwulan I-2025 tetap sama ketat seperti triwulan sebelumnya.
Beberapa bankir membenarkan bahwa seleksi penyaluran angsuran bakal tetap ketat seperti tahun lalu, meski BI telah memutuskan untuk memangkas BI Rate menjadi 5,75% dan diharapkan dapat menunjang penyaluran angsuran perbankan. Bahkan, ada juga nan memutuskan untuk lebih ketat lagi di awal tahun ini dalam penyaluran kredit.
Menurut Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan, ada beberapa penyebab nan membikin perbankan tetap ketat dalam seleksi penyaluran kredit. Di antaranya, nan utama ada dua, ialah daya beli nan belum sepenuhnya membaik dan aspek kondisi likuiditas bank.
Bank pelat merah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mengakui tetap ada akibat likuiditas membayangi. Direktur Manajemen Risiko BTN Setiyo Wibowo mengatakan appetite bank tentunya menyesuaikan dengan kondisi ekonomi makro, dan dalam perihal ini, pihaknya bakal lebih ketat dalam penyaluran kredit.
"Saat ini akibat likuiditas dan suku kembang tetap tinggi, jadi kami saat ini lebih berhati-hati dalam penyaluran kredit. BTN bakal lebih selektif dan konsentrasi pada sektor perumahan," kata Setiyo saat dihubungi detikai.com, Senin (20/1/2025).
Bank swasta terbesar kedua RI, PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) tetap bakal ketat di kuartal I-2025, seperti kuartal sebelumnya. Bahkan, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan memandang pertumbuhan angsuran perbankan tetap bakal lebih lambat di kuartal I-2025.
Tetapi, perlambatan itu menjadi momentum untuk memandang gimana tren biaya pendanaan alias cost of fund (CoF).
"Saya rasa di Q1 tetap bakal lamban untuk kredit. Sekalian juga memandang perkembangan apakah CoF betul-betul bisa turun, sejalan dengan penurunan BI rate, sehingga bisa menambah animo angsuran lebih menarik," kata Lani saat dihubungi detikai.com, Senin (20/1/2025).
Sementara itu, PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) memandang pemangkasan BI Rate bisa meningkatkan daya beli masyarakat untuk melakukan upaya alias mengambil angsuran lebih banyak.
Walau demikian, Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan mengatakan pihaknya bakal selalu memegang prinsip kehati-hatian. Belum lagi, dia menyebut situasi dunia memang tetap penuh dengan ketidakpastian dengan beragam aspek geopolitik di bagian dunia.
"Dan penyaluran angsuran ini bakal sesuai dengan risk apetite dari Maybank Indonesia di segment-segmen nan menjadi sasaran utama kami," kata Steffano saat dihubungi detikai.com, Senin (20/1/2025).
Menurutnya, menerapkan prinsip kehati-hatian lebih tepat digunakan dalam perihal ini. Sebab, dia beranggapan jika menerapkan prinsip ini dengan baik, nan tentunya disesuaikan dengan risk appetite dari Maybank Indonesia, keahlian di kuartal I-2025 bisa lebih baik dari kuartal IV-2024.
Sebagai informasi, Survei Perbankan Triwulan IV-2024 BI mendapati indeks lending standard (ILS) berbobot positif sebesar 0,2 di triwulan I-2025. Adapun, semakin tinggi nomor ILS di atas 0, menunjukkan standar penyaluran angsuran lebih ketat. Sebaliknya, semakin rendah nomor ILS di bawah 0, menunjukkan seleksi angsuran lebih longgar.
Aspek kebijakan penyaluran angsuran nan diperkirakan lebih ketat antara lain plafon kredit, suku kembang kredit, dan premi angsuran berisiko.
Berdasarkan jenis kredit, standar penyaluran angsuran nan diperkirakan lebih ketat, terjadi pada jenis angsuran investasi. Sementara jenis angsuran lainnya terindikasi tidak lebih ketat dibanding triwulan IV-2024.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: BI: Perbankan "Nikmati" Guyuran Likuiditas Rp 295 Triliun
Next Article Semangat Digitalisasi Makin Menyala, Bankir Ungkap Manfaat AI