ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Perusahaan teknologi akuakultur eFishery buka bunyi mengenai lilitan utang nan dilakukan manajemen sebelumnya terhadap sejumlah nan menjadi krediturnya. Seperti diketahui, perusahaan startup tersebut tercatat mendapat pembiayaan dari PT Bank DBS Indonesia, PT Bank OCBC NISP Tbk, dan PT Bank HSBC Indonesia.
Manajemen menegaskan, di bawah kepemimpinan baru, perusahaan memastikan seluruh tanggungjawab terhadap bank-bank telah dilunasi.
"eFishery sudah tidak mempunyai utang kepada bank manapun. Kami juga mau menegaskan bahwa info mengenai potensi angsuran macet alias adanya hubungan utang nan berisiko tidaklah benar," tulis manajemen dalam keterangan resminya, dikutip Senin (27/1/2025).
Manajemen menjelaskan, manajemen sebelumnya menyatakan menggunakan pinjaman dari ketiga bank besar tersebut untuk digunakan sebagai modal kerja meningkatkan pelayanan maupun ekspansi bisnis.
Sebelumnya, salah satu media luar melaporkan bahwa hasil audit sementara menunjukkan manajemen lama eFishery nan dipimpin CEO sekaligus pendiri perusahaan Gibran Huzaifah, mempunyai dua laporan finansial nan berbeda sejak 2018, ialah untuk kebutuhan internal dan eksternal.
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa sejak 2021 hingga 9 bulan pertama di 2024, laporan eksternal memperlihatkan pertumbuhan keuntungan sebelum pajak nan positif dan stabil. Namun, info ini berbanding terbalik dengan laporan internal nan menunjukkan perusahaan terus merugi sejak 2021. Kerugian terparah terjadi pada 2022, ialah sebesar Rp 784 miliar. Kemudian pada 2023 sebesar Rp759 miliar.
Manipulasi nan dilakukan tak hanya dari laporan finansial tetapi juga klaim mantan CEO Gibran Huzaifa. Gibran mengaku ke penanammodal bahwa perusahaan mempunyai lebih dari 400.000 akomodasi pakan. Padahal, realita di lapangan hanya sekitar 24.000.
Kabar mengenai dugaan fraud oleh founder eFishery berasal di Desember 2024. Perusahaan mengganti pucuk pimpinannya, Gibran Huzaifah, CEO dan pendiri perusahaan.
(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Jurus Startup Pertanian Bantu Petani RI Tingkatkan Produksi
Next Article Startup Rp344 T Kini Tak Berharga, Karyawan Panik Upah Gak Dibayar!