Dpr Desak Transparansi Kasus Hilangnya Iptu Tomi Marbun Di Papua Barat

Sedang Trending 12 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Anggota Komisi XIII DPR RI dari Fraksi Gerindra Yan Mandenas mendesak Polda Papua Barat transparan mengenai kasus hilangnya Kasat Reskrim Teluk Bintuni Iptu Tomi Samuel Marbun saat mengejar KKB pada Desember 2024 lalu.

Yan menjelaskan operasi pencarian nan sudah ditutup ini semestinya tak terpaku pada pencarian bentuk Iptu Tomi melainkan pengumpulan info secara objektif melalui olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya berambisi operasi ini bukan sekadar pencarian, tetapi juga dilakukan investigasi menyeluruh. Pemeriksaan saksi-saksi kudu dilakukan di tempat nan netral, seperti di Mabes Polri Jakarta, demi menghindari intervensi dari pihak-pihak nan berkepentingan di Papua Barat," kata Yan dalam keterangan tertulis dikutip Jumat (2/5).

Yan menduga ada upaya intimidasi nan dilakukan oleh pejabat kepolisian di Polda Papua Barat terhadap saksi-saksi nan membikin mereka tidak bebas memberikan keterangan.

Yan yang ditugaskan mengawal kasus ini di Komisi III DPR mendesak Mabes Polri mengambil langkah tegas terhadap pejabat kepolisian di Polda Papua Barat agar hasil pencarian transparan.

"Kalau Kapolda Papua Barat dan Mabes Polri serius membongkar kasus ini, kudu nonaktifkan Kabid Propam Polda Papua Barat dulu. Setelah itu, jalankan proses dengan transparan tanpa melindungi siapa pun. Hal Ini krusial untuk memberikan kejelasan bagi publik, family Iptu Tomi Marbun, dan menjaga stabilitas di Papua," ujarnya.

Di sisi lain, dia mengimbau abdi negara tidak memainkan persepsi publik mengenai kejadian penembakan terhadap Ketua Komnas HAM Papua Frits Ramandey ketika ikut mencari Iptu Tomi.

"Masyarakat tidak pernah merasa diteror. Jadi jika kemudian ada kontak senjata setelah operasi dimulai, muncul persepsi bahwa ini bisa jadi cipta kondisi nan di lakukan, bukan murni perlawanan dari Kelompok KKB. Persepsi ini muncul dari para tokoh masyarakat dan LSM setempat," ujarnya.

Sebelumnya, Polda Papua Barat resmi menutup operasi pencarian terhadap Iptu Tomi nan diumumkan Kamis (1/5). Polda Papua Barat menyatakan telah mengerahkan keahlian terbaik mencari anggotanya nan hilang.

"Dengan hati penuh empati dan semangat kemanusiaan, Operasi SAR terhadap Iptu Tomi Samuel Marbun resmi ditutup oleh Polda Papua Barat," demikian dikutip dari keterangan tertulis Polda Papua Barat, Kamis (1/5).

Dia merinci 86 orang ditugaskan mencari di area hijau dan kuning, mencakup Yakora hingga Aranday dan Meyerga. Sebanyak 274 personel di bawah kendali Satgas Alfa Bravo Moskona 2025 diterjunkan di area merah.

Sekitar 150 orang lainnya dikerahkan sebagai satuan tugas pendukung. Satgas pendukung terdiri dari terdiri atas Satgas Intelijen, Satgas SAR, Satgas Tindak, Satgas Humas, dan Satgas Banops.

Johnny mengatakan pencarian Iptu Tomi mengalami sejumlah kendala, seperti cuaca ekstrem nan menyebabkan luapan sungai, keterbatasan akses komunikasi nan hanya berjuntai pada jaringan satelit, hingga ancaman dari hewan buas.

"Walau belum menemukan hasil nan diharapkan, seluruh upaya kami dilakukan dengan penuh komitmen, kehati-hatian, dan semangat kemanusiaan. Kami tetap membuka ruang untuk info baru nan bisa ditindaklanjuti," ucap Johnny.

(fra/mab/fra)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya