ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Nama Aman Resort menjadi salah satu brand perhotelan kelas atas di dunia. Tersebar di beragam bagian bumi dengan mengusung nama Aman, seperti Aman Tokyo, Aman New York, apalagi Aman Jiwo di Magelang, brand ini menawarkan pengalaman nan memanjakan visitor dan tentunya dengan biaya mencapai puluhan juta per malam.
Namun siapa sangka, sosok di kembali salah satu jaringan hotel terbesar di bumi rupanya berasal dariSukabumi, Jawa Barat.
Saat ini, CEO Aman adalah penduduk Rusia berjulukan Vladislav Doronin. Namun, jauh sebelum dikuasai oleh Doronin, Aman Group didirikan oleh Adrian Willem Ban Kwie Lauw-Zecha namalain Adrian Zecha, merupakan pengusaha nan pernah terusir dari tanah air namun sekarang justru mengukir kesuksesan besar di industri perhotelan global.
Adrian pertama kali mendirikan Aman Resort pada 1988, dan sekarang sudah beraksi di 20 negara. Ia tumbuh di family Tionghoa terhormat, juga kaya raya. Mely Tan dalam The Chinese of Sukabumi (1963) menyebut, keluarganya dikenal sebagai 'cabang atas' nan merujuk pada family Tionghoa tajir melintir dan sukses di Indonesia.
Ayahnya ialah William Lauw-Zecha, adalah orang Indonesia pertama nan lulus dari Iowa University, Amerika Serikat (AS) pada 1923. Sedangkan, saudara-saudaranya sukses menempati kedudukan tertinggi di pemerintahan masa kolonial. Dari keistimewaan itu tak heran jika Adrian mendapat banyak kemudahan.
Ia tercatat pernah kuliah di Pennsylvania sekitar 1950-an. Namun, kedudukan keluarganya di Indonesia nan terhormat hancur pada periode 1956-1957.
Bisnis Keluarga Diambil Negara
Pada saat itu, Presiden pertama RI ialah Soekarno melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan swasta di Indonesia. Nasionalisasi itu dibarengi pula oleh meningkatkan sentimen terhadap penduduk non-Indonesia. Akibatnya upaya family Zecha terpaksa diambil negara. Mereka sekeluarga juga kudu angkat kaki dan bermukim di Singapura.
Beruntung, pada kejadian itu Adrian tetap berada di AS lantaran dia lanjut kerja sebagai wartawan di Time. Ya, jauh sebelum upaya hotel pada 1988, Adrian menjalani karir sebagai wartawan wisata di beragam media.
Menjadi wartawan wisata membuatnya bisa berkeliling dunia, dari satu lokasi wisata ke tempat lain. Karena inilah minatnya tumbuh di bagian wisata dan perhotelan.
Martin Roll dalam Asian Brand Strategy (2015) memaparkan persentuhan pertama Adrian dengan upaya hotel terjadi pada 1972. Saat itu dia turut membangun Regent International Hotels sebelum akhirnya mendirikan hotel sendiri pada 1988.
Bermula dari Selera
Cerita pendirian hotel sendiri olehnya pun terbilang menarik. Pendirian itu disebabkan lantaran Adrian tidak suka dengan konsep hotel saat itu di dunia, nan menawarkan ruangan besar dengan tingkat kelas berbeda. Baginya, konsep seperti ini mengharuskan hotel berdiri dengan gedung besar dan menutupi keelokan letak wisatanya.
Alhasil, dia mau membangun hotel berkonsep berbeda ialah eksklusif dan kecil, hanya ada 50 bilik saja. Bentuk nan mini ini membikin letak wisata di wilayah terpencil bisa mempunyai hotel.
Wujud nyata dari konsep ini dilakukan di Phuket, Thailand. Dia berbareng temannya, Anil Thadani, patungan dan membangun hotel disana dengan biaya US$ 4 juta.
Pada Desember 1987, hotel itu selesai dibangun dan diberi nama Amanpuri. Sesuai namanya "Aman" diambil dari Bahasa Sansekerta, berfaedah "Damai". Dia mau hotel nan dibangunnya memberi rasa tenteram kepada para pengunjung.
Berdasarkan filosofi pendiriannya, Amanpuri mempunyai kurang dari 50 bilik nan bermaksud untuk menjaga eksklusif pada para pengunjung. Jadi, makin sedikit bilik nan ada, Adrian memang pelayanan nan diberikan bakal maksimal, sehingga bakal menyenangkan pengunjung. Ini berbeda dengan hotel lain nan kurang memperhatikan pelayanan jumlah bilik nan banyak.
Masih mengutip Asian Brand Strategy (2015), dengan strategi seperti itu, Adrian dan Aman sukses memberikan pengalaman berbeda kepada tamu, nan membuatnya makin terkenal. Selain lantaran itu, kesuksesan ini disebabkan oleh kepiawaian Aman nan bisa mencari letak di lokasi wisata terpencil.
Jadi, begitu ada letak wisata terpencil, Adrian langsung memilih dan mendirikan Aman.
Kini, Hotel Aman telah menjelma jadi salah satu perusahaan perhotelan terbesar di dunia. Jika Anda memandang nama hotel mempunyai nama depan "Aman", seperti Amanjiwo, Amanpuri, Amankila, dan lainnya, maka itu berada di bawah naungan Aman Group nan didirikan laki-laki asal Sukabumi itu.
Melihat sejarahnya, masyarakat Indonesia bisa berbesar hati lantaran nama besar Aman Resort nan dikenal di seluruh bumi rupanya bermulai dari buahpikiran cemerlang anak bangsa. Semoga kisah ini menginspirasi kita semua.
(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini: