ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta Kematian K (8), seorang bocah nan duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar di Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu Riau menjadi sorotan. Pasalnya, kematiannya diduga tak wajar.
Pihak Polres Indragiri Hulu membenarkan bahwa orang tua korban membikin laporan yang mengaku anaknya mengalami perundungan dan kekerasan fisik.
Terkait perihal itu, anggota Komisi X DPR RI Sabam Sinaga menyoroti perihal tersebut. Dia menyoroti perlunya kehadiran guru-guru, pimpinan, dan konselor di sekolah untuk menangani anak-anak nan menjadi korban perundungan secara proaktif.
Bukan hanya menerima laporan siswa alias orang tua, tetapi mereka kudu memandang kondisi aktual sosial anak-anak di sekolah.
"Di sekolah itu perlu juga ada guru-guru, pimpinan, konseling untuk menangani anak-anak nan korban bully. Karena korban bully ini perlu ditangani, bakal mengganggu mental mereka ke depan," kata Sabam dalam keterangannya, Sabtu (31/5/2025).
KPAI Harus Aktif
Di sisi lain, soal dugaan perundungan karena perbedaan keyakinan, dia mengingatkan agar pentingnya penanganan unik terhadap hal tersebut.
Politikus Demokrat ini juga menekankan pentingnya, peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dalam melakukan sosialisasi kepada anak-anak dan pendidik agar tidak terjadi lagi perundungan di sekolah.
"KPAI nan perlu menangani alias perlu melakukan semacam sosialisasi terhadap anak-anak pendidik agar tidak terjadi lagi pembulian alias perundungan terhadap anak-anak sekolah," jelas dia.
Sebelumnya, Kematian K (8), seorang bocah nan duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar di Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu Riau diduga tak wajar. Orangtua korban mengambil langkah norma dengan melaporkan teman-teman sebaya korban nan sebelumnya terlibat cekcok dan diduga menganiaya korban.
"Jenazah K telah menjalani proses autopsi pada malam tadi. Proses ini dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kematian korban," ujar Kapolres Indragiri Hulu, AKBP Fahrian Saleh Siregar seperti dilansir dari merdeka.com, Selasa (27/5/2025).
Fahrian mengatakan kepolisian telah menerima laporan orangtua korban nan mengaku anaknya di-bullying dan mengalami kekerasan fisik. Saat ini kasusnya tetap ditangani Satreskrim Polres Indragiri Hulu.
Ditangani Pihak Kepolisian
"Belum diketahui pasti korban meninggal akibat apa. Tapi nan jelas kita selidiki laporan orang tua korban nan mengaku anaknya mengalami bullying, secepatnya kita tangani," kata Fahrian.
Lebih lanjut, tim forensik juga menemukan cairan bebas berwarna kelabu kecokelatan nan berbau busuk pada rongga perut, serta jaringan appendix (usus buntu) nan pecah alias perforasi. Temuan ini menjadi petunjuk krusial bagi interogator dalam mengungkap rangkaian kejadian nan berujung pada kematian K.
Meskipun demikian, penyebab pasti kematian K belum dapat ditentukan secara final. Tim forensik tetap menunggu hasil pemeriksaan histopatologi anatomi forensik untuk mendapatkan konklusi nan komprehensif mengenai penyebab kematian korban.
"Proses penyelidikan bakal terus bersambung untuk memastikan keadilan bagi K dan keluarganya," tegas Fahrian.